Saat ini rupiah masih cukup mampu mempertahankan kenaikannya, namun perlu diwaspadai pembalikan arah
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak menguat tipis sebesar sembilan poin menjadi Rp13.178 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.187 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa kondisi internal belum mampu mendukung penguatan mata uang rupiah lebih tinggi di tengah masih minimnya sentimen positif yang beredar.
"Angka inflasi yang sedianya akan diumumkan awal pekan mendatang masih diperkirakan naik, di sisi lain belum ada tandanya perbaikan eksekusi penyerapan anggaran pemerintah di kuartal I 2015 juga masih jauh dari target untuk mencegah perlambatan ekonomi domestik," katanya.
Di tengah situasi itu, menurut dia, dolar AS masih berpotensi menguat terhadap mata uang rupiah. Saat ini mungkin hanya intervensi Bank Indonesia yang dapat membantu menjaga stablitas mata uang domestik.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa pernyataan Gubernur the Fed, Janet Yellen yang menyampaikan keinginannya untuk menaikan suku bunga acuannya pada tahun ini masih akan menopang mata uang dolar AS ke depannya.
Di sisi lain, lanjut dia, belum adanya kejelasan kesepakatan utang Yunani dengan para kreditur, dan respon pidato Presiden ECB, Mario Draghi yang mengindikasikan masih adanya perlambatan di zona Euro berimbas negatif pada mata uang euro sehingga dapat membuka jalan bagi dolar AS untuk bergerak naik terhadap mayoritas mata uang dunia.
"Saat ini rupiah masih cukup mampu mempertahankan kenaikannya, namun perlu diwaspadai pembalikan arah. Sentimen bagi rupiah kurang kuat mendukung peningkatan lebih tinggi," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015