"Pengelola ini disebut sebagai site manager yang kita latih untuk menghadapi permasalahan pada usaha penggilingan padi pada umunya seperti rendahnya rendemen," kata Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Yusni Emilia Harahap di Bogor, Senin.
Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik 2012, lebih dari 90% penggilingan skala kecil masih bermasalah.
"Ada sekitar 171 ribu penggiling padi kecil yang kurang memadai di Indonesia, untuk itu kita perbaiki agar produksi berasnya dapat meningkat," kata dia.
Permasalahan umum rendemennya masih di bawah 60% dan kualitas beras rendah antara lain disebabkan oleh penerapan teknologi yang kurang tepat di penggilingan padi, seperti penerapan teknologi yang kurang tepat di penggilingan padi.
Selain itu, pengolahan hasil samping dan limbah dari usaha penggilingan juga menjadi materi pendidikan tersebut.
Dalam rangka peningkatan daya saing dan nilai tambah, maka Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian berusaha untuk membangun agribisnis yang didukung agroindustri berbasis kelompok di pedesaan dengan memanfaatkan seluruh komponen komoditi yang menjadi porduk bernilai.
Anggaran yang digunakan untuk melatih pengelola penggilingan padi kecil tersebut sekitar Rp560 miliar.
Peserta bimbingan teknis tersebut adalah rekomendasi dari Dinas Pertanian di masing-masing daerah dan diutamakan pemuda tani.
"Hal ini untuk menarik generasi muda agar mau memajukan pertanian Indonesia," kata dia.
Pada 2015 Ditjen PPHP melalui dana APBN mengalokasikan bantuan 423 unit usaha penggilingan padi kepada gapoktan dan 957 unot melalui dana APBN-P.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015