Augusta, Georgia (ANTARA News) - Para pemimpin hak sipil, penghibur dan penggemar tumpah ruah, Sabtu, dalam acara pemakaman James Brown, yang musik dan pesannya telah mendorong perubahan revolusioner bagi rakyat Amerika kulit hitam. Bahkan penyanyi Michael Jackson membuat penampilan langka untuk menghadiri acara tersebut. Jackson memasuki tempat upacara dengan mendapat sambutan meriah dari hadirin, sementara band Brown, The Soul Generals, menampilkan lagu-lagu lama Brown di depan 9.000 pelayat yang kebanyakan warga kulit hitam. Jenazah Brown disemayamkan dalam peti mati keemasan yang bagian atasnya dibuka di depan panggung James Brown Arena, nama baru bagi tempat itu sebagai penghormatan kepada Brown selaku putra asli paling terkenal Augusta. Brown meninggal dunia pada Hari Natal dalam usia 73 tahun akibat gagal jantung kongestif. Seniman legendaris yang dikenal sebagai "Godfather of Soul" itu mengenakan jas hitam dan sarung tangan serta kemeja merah. Permata berkilauan dari kemeja dan ujung sepatunya. Busana tersebut merupakan penggantian kostum ketiga dalam tiga hari, CNN melaporkan, menyusul acara pemakaman tak resmi pada Jumat dan penyemayaman jenazahnya di Apollo Theater, New York, sehari sebelumnya. Musik Brown, dengan iringan suara terompet yang meliuk-liuk dan gitar dan suaranya yang sering meledak-ledak, membawa musik funk masuk ke arus utama dan telah mempengaruhi musik dansa dan pop sejak dasawarsa 1950-an. Para artis hip-hop sangat menghormatinya, bahkan sering menggunakan gerakan iramanya dalam lagu-lagu mereka sendiri. "Seluruh dunia mengubah irama mereka karena James Brown," kata pemimpin hak sipil Al Sharpton dalam euloginya, seperti dilaporkan Reuters. "Tak seorang pun memulai dalam posisi rendah dan mengakhirinya dalam kedudukan tinggi seperti yang dicapai James Brown." Dalam pidato singkatnya, Jackson yang mengenakan jaket kulit dan kacamata serba hitam, mengemukakan dirinya menyaksikan Brown tampil di televisi sebagai anak usia 6 tahun dan merasa "terpesona", dengan memutuskan pada saat itu juga untuk mengikuti jejak Brown yang luar biasa. "James Brown ilham terbesar saya," kata Jackson, yang hanya sebentar berada di AS sejak dibebaskan pengadilan dari tuduhan melakukan pelecehan seksual pada 2005. Hitam dan bangga Sebagian besar pidato atau pujian dalam pemakaman itu menekankan pada langkah politik yang ditempuh Brown dan kampanyenya yang penuh semangat dalam memperjuangkan hak azasi manusia, gerakan yang menjungkirbalikkan sistem pemisahan rasial yang brutal yang berlangsung di AS hingga dekade 1960-an. Lagu Brown pada 1968, "Say It Loud (I`m Black and I`s Proud)", menjadi semacam lagu kebangsaan bagi berbagai gerakan hak sipil dan Kekuatan Hitam dan Brown menjadi simbol prestasi warga kulit hitam. Dalam pidatonya yang berapi-api, Dick Gregory, seorang komedian dan aktivis HAM, mengingatkan hadirin mengenai lingkungan rasial yang menindas pada awal kehidupan Brown ketimbang hanya memfokuskan pada karir musiknya. "Kita tak memperoleh ini (hak sipil) karena kebaikan hari Amerika," katanya. "Kita tidak mendapatkan ini karena mereka mengirimkan pasukan Marinir ... Kita menikmati ini karena dengan cinta dan siap mati." Brown, yang bersikeras agar dipanggil Mr. Brown, menjuluki dirinya sendiri sebagai "pria yang bekerja paling keras dalam showbiz" dan tampil lebih 100 pertunjukan langsung pada tahun ini. Ia seyogyanya akan tampil pada Malam Tahun Baru di Times Square, New York. (*)

Copyright © ANTARA 2006