... ialah Salih bin Abdulrahman Salih al-Ghishaami, seorang warga Saudi...
Riyadh dan Dubai (ANTARA News) - Arab Saudi, Sabtu (23/5), membenarkan pembom bunuh diri yang menewaskan 21 orang jamaah shalat Jumat di masjid Syiah memiliki hubungan dengan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS/ISIS)
Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi menyebut apa yang dilakukan pembunuh itu merupakan usaha untuk memicu ketegangan sektarian.
Peristiwa itu merupakan serangan paling mematikan dalam beberapa tahun untuk menyerang kerajaan yang didominasi pengikut aliran Sunni, dan menandai saat pertama kelompok NIIS/ISIS secara resmi mengklaim suatu serangan dilakukan di Arab Saudi.
"Namanya ialah Salih bin Abdulrahman Salih al-Ghishaami, seorang warga Saudi," kata Kementerian Dalam Negeri dalam satu pernyataan yang disiarkan kantor berita resmi SPA.
"Dia sudah lama dicari oleh dinas keamanan karena memiliki sel teroris yang menerima arahan dari Daesh di luar negeri," tambahnya, menggunakan akronim dalam bahasa Arab untuk NIIS/ISIS.
Kelompok militan itu sudah mengklaim serangan tersebut pada Jumat di Provinsi Timur, tetapi nama yang disebutkannya ialah Abu Amer al-Najdi.
"Sel itu ditemukan bulan lalu dan sejauh ini 26 dari anggotanya, semua warga negara Saudi telah ditangkap," kata kementerian itu, yang menambahkan jumlah orang cedera bertambah dari 81 jadi 101 orang.
Pembom itu melancarkan serangan ketika para jamaah sedang melaksanakan shalat Jumat di Qatif, kota yang mayoritas penduduknya pengikut Syiah.
Peristiwa itu merupakan pembunuhan massal kedua terhadap pengikut Syiah di kerajaan itu sejak akhir tahun lalu, dan warga masyarakat setempat di kota itu turun ke jalan-jalan pada Sabtu untuk memprotes serangan tersebut.
Pada November sejumlah pria bersenjata membunuh tujuh orang pengikut Syiah termasuk anak-anak di Al-Dalwa, kota di Provinsi Timur.
Pada waktu itu, penguasa menyatakan para tersangka terkait dengan NIIS/ISIS.
Sheikh Abdulaziz Al al-Sheikh, seorang ulama terkemuka di Arab Saudi pada Sabtu menyatakan bahwa serangan terhadap pengikut Syiah merupakan usaha untuk menanam benih kekisruhan setelah warga desa yang jadi sasaran pemboman menyampaikan kemarahan atas sikap berbeda dari pemerintah terhadap keselamatan mereka.
Mufti besar itu mengatakan kepada stasiun TV negara Al Akhbariyah: "Ini sepenuhnya persekongkolan jahat memecah-belah dan menanam benih kekisruhan negara kita, tetapi alhamdulillah hal itu tak akan menemukan jalan. Negara dan bangsa bersatu dan di bawah kepemimpinan yang bijak."
Sheikh Mohammed Obeidan, seorang ulama Syiah setempat, mendesak para pengikutnya untuk menahan amarah dan memelihara perdamaiaan.
Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di kota Al-Dalwah Jumat malam, beberapa jam setelah penyerangan oleh pembom bunuh diri itu.
Para demonstran yang berkabung mengatakan pasukan keamanan membiarkan komunitas mereka tak terlindungi, dengan menyatakan bahwa sekolah resmi yang menganut faham wahabi memberi inspirasi bagi para militan Sunni dan mendorong intoleransi terhadap minoritas Syiah di kerajaan itu.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015