Tujuh permainan ini selain mudah dan mengasyikkan, juga sekarang sudah jarang ditemukan."
Jakrta (ANTARA News) - Museum Nasional di Jakarta mengadakan lokakarya dan pameran untuk mempromosikan mauinan tradisional Indonesia dalam merayakan ulang tahunnya ke-237 sekaligus Hari Museum Internasional.
Seksi promosi Museum Nasional, Oting Rudy Hidayat, pada Sabtu mengemukakan bahwa generasi muda saat ini kurang mengetahui permainan tradisional karena mereka cendurung menyukai permainan yang individual.
"Mainan tradisional saat ini sudah sedikit terlupakan, kami ingin mencoba mengangkat kembali dan menggairahkan permainan tradisional," katanya, di Jakarta.
Ia menimpali, "Kami mencoba mengingatkan kembali kepada anak-anak karena mereka merupakan aset yang harus kita isi, terutama dalam hal budaya."
Oting mengatakan, lokakarya permainan tradisional di Museum Nasional untuk mempertahankan jati diri bangsa.
"Kalau sudah mengenal, kemudian akan mengapresiasi dan menjadi jati diri," ujarnya.
Ia pun menyatakan, "Menumbuhkan hal tersebut tidak mudah, harus mulai dari kecil, perlu proses dan waktu, dan keterlibatan berbagai pihak."
Museum Nasional dalam acara tersebut melibatkan Komunitas Hong yang fokus di bidang permainan tradisional.
Komunitas yang berbasis di Bandung tersebut menyiapkan tujuh permainan tradisonal, antara lain bedil jepret, bedil karet, dam-daman, kelom batok, rorodaan, babalonan sarung dan kolecer/kitiran.
Selain mainan tradisonal, Komunitas Hong bersama dengan Museum Nasional juga menyediakan lokakarya membuat mainan tradisional keris-kerisan yang terbuat dari janur dan melukis layang-layang.
"Tujuh permainan ini selain mudah dan mengasyikkan, juga sekarang sudah jarang ditemukan," kata Cecep Imansah, Koordinator Lapangan Komunitas Hong.
Senja yang membawa dua orang anaknya Zonataqwa (8) dan Taqy Alghaeits (10) menyambut positif acara tersebut.
"Bagus sekali acaranya, biasanya anak-anak kalau diajak ke museum males, pengen cepat pulang, tapi sekarang pada betah, enggak mau pulang," katanya menambahkan.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015