Yangon (ANTARA News) - Angkatan Laut Myanmar menemukan kapal membawa lebih dari 200 pengungsi, kata juru bicara pemerintah, Jumat, di tengah peningkatan tekanan internasional untuk menangani bencana "manusia perahu", dengan ratusan pendatang mendarat di Indonesia dan Malaysia dalam sebulan belakangan.
Pernyataan tersebut muncul setelah panglima militer Myanmar mengatakan beberapa pendatang, yang mendarat di Malaysia dan Indonesia, diduga berpura-pura sebagai warga Rohingya dari Myanmar agar menerima bantuan PBB dan mereka diduga berasal dari Bangladesh.
"Saat berpatroli di perairan Myanmar, kapal angkatan laut Myanmar 568 menemukan sebuah kapal dipenuhi sekitar 200 orang Bengali dan satu kapal kosong di lautan..." pada Kamis, tulis juru bicara pemerintah Ye Htut dalam akun Facebooknya, seperti dilaporkan Reuters.
Amerika Serikat pekan ini mengecam Myanmar karena gagal mengatasi penyebab krisis, yang oleh para pengamat berawal dari penolakan Myanmar mengakui Rohingya, kelompok etnis minoritas yang tinggal di Myanmar barat, sebagai warga negara.
Sebagian besar dari 1,1 juta warga Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan dan hidup dalam kondisi seperti apartheid. Hampir 140 ribu orang mengungsi dalam bentrokan berdarah dengan kelompok Buddha di provinsi Rakhine di wilayah barat pada 2012.
Juru bicara pemerintah Ye Htut mengatakan kapal yang ditemukan pada Kamis itu berlayar dari Ranong di Thailand selatan.
Thailand menjadi tempat transit bagi mereka yang mencoba menuju Malaysia untuk bekerja.
(Uu.S022)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015