Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi akan dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Pembangunan Ekonomi Industri dan Kebijakan Publik, oleh Universitas Nasional (UNAS), Sabtu (23/5).
"Besok UNAS akan menyelenggarakan pengukuhan guru besar untuk saya, di bidang Ilmu Pembangunan Ekonomi Industri dan Kebijakan Publik. Besok saya akan berpidato dengan tema tersebut," kata Yuddy di rumah dinasnya Komplek Widya Chandra Nomor 22, Jakarta, Jumat.
Yuddy mengatakan selama ini tidak banyak orang yang mengetahui perjalanan karirnya di bidang akademisi. Publik menurut dia, lebih mengikuti perjalanan karir politik dirinya di Golkar dan Hanura.
"Sekarang saya jadi profesor, guru besar. Itu tentu tidak tiba-tiba," kata Yuddy.
Dia mengatakan perjalanan karirnya diraih dengan usaha keras dan perjalanan panjang. Setelah menyelesaikan kuliah Strata I di Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, dan memutuskan berhenti kerja dari dunia perbankan di tahun 90-an, Yuddy mengatakan meneruskan kuliah Strata II di Universitas Indonesia dan menjadi staf honorer bagi dosen pembimbingnya sembari menimba ilmu politik di pokja kepemudaan Partai Golkar.
"Honor saya sebagai staf honorer kecil, dan kerjanya tidak pasti. Sampai akhirnya saya diundang sebagai pembicara dalam sebuah diskusi ekonomi politik yang diselenggarakan aktivis UNAS, dan saya lakukan itu," kata dia.
Yuddy melanjutkan, seusai menjadi pembicara dirinya ditawari mengajar di UNAS oleh rektor UNAS. Kesempatan yang menurutnya tidak datang dua kali itu langsung disambutnya dengan suka cita.
"Saya ditawari menjadi dosen, saya langsung ambil kesempatan itu. Saya mulai mengajar sejak tahun 1995, dan belum setahun sudah diangkat menjadi dosen tetap," terang Yuddy.
Di dunia kampus, Yuddy mengaku menemukan kebahagiannya. Idealisme dalam pemikirannya sebagai seorang akademisi terjaga lantaran dirinya bisa terus berinteraksi dengan mahasiswa.
"Setelah meneruskan Strata III dan terus mengajar, singkat cerita pada tahun 2000 saya menjabat sebagai rektor kepala di UNAS. Karir akademik saya panjang, dan tidak pernah cuti mengajar, walau saya sempat menjabat staf khusus Presiden Megawati," jelasnya.
Pada pertengahan tahun 2011 Yuddy memperoleh kesempatan penilaian atas kajian ilmiah, hingga akhirnya ditawari mengikuti seleksi majelis guru besar UNAS pada Januari 2012.
"Kajian saya mengenai political engineering berupa rekayasa politik elit untuk pembangunan jangka panjang diterima dan saya menjadi guru besar tingkat universitas. Hasilnya pun dibawa lagi ke Kopertis dan diseleksi selama setahun, namun ternyata kala itu jurnal yang mengantarkan saya sebagai guru besar tingkat universitas dinilai ketinggalan jaman karena sudah terlalu lama," kata Yuddy.
Dia lalu membuat penelitian baru bekerja sama dengan akademisi Malaysia mengenai hubungan Indonesia-Malaysia yang kerap terjadi konflik yang ternyata lantaran ada ego masing-masing negara. Hasil penelitian itu lalu dikerucutkan pada penelitian terkait pecahnya Golkar dan terbentuknya sejumlah partai baru seperti Gerindra, Hanura dan Nasdem.
"Besok jika hadir di acara pengukuhan guru besar saya, anda akan mendapatkan copy jurnal saya, disana tertulis seluruh penelitian saya," kata Yuddy.
Yuddy membeberkan dalam pidato pengukuhan dirinya sebagai guru besar esok, dirinya akan banyak berbicara hal-hal di luar posisinya sebagai seorang menteri Kabinet Kerja.
"Jadi jangan kaget dengan pidato saya besok. Itu semua akan saya utarakan dalam kapasitas sebagai akademisi, bukan menteri," kata dia.
Pengukuhan Yuddy Chrisnandi sebagai Guru Besar Universitas Nasional bidang Ilmu Pembangunan Ekonomi Industri dan Kebijakan Publik akan dilaksanakan pukul 08.00 WIB di Universitas Nasional, Jakarta, Sabtu.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015