Menkominfo Rudiantara bicara budaya minum jamu

Mulai hari ini di tempat kerja saya, di lantai tujuh, jika ada tamu kita akan menawarkan air putih atau jamu, agar jadi standar minuman di kementerian

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara ingin departemen yang dipimpinnya memulai budaya minum jamu demi mencapai visi untuk memopolerkan minuman tradisional tersebut di Indonesia bahkan dunia.

"Saya ingin membudayakan minum jamu di Kominfo dengan harapan semua kementerian mengikuti dan menjadi standar minuman di setiap departemen agar memopulerkan minuman tradisional ini," kata Rudiantara saat memberikan sambutan dalam acara Senam Massal dan Minum Jamu Bersama di lapangan tengah Komplek Kemenkominfo, Jakarta, Jumat.

"Mulai hari ini di tempat kerja saya, di lantai tujuh, jika ada tamu kita akan menawarkan air putih atau jamu, agar jadi standar minuman di kementerian," ujarnya.

Ia mengatakan, jamu merupakan warisan bangsa bukan hanya dari konsep obat atau kesehatan, tapi juga budaya.

"Ya harus semangat, Pasti ada publikasi, kita pasti dukunglah karena bagaimanapun saya anggap ini sebagai salah satu herritage Indonesia," katanya.

Ditemui di lokasi yang sama Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya Putri K. Wardhani mengapresiasi acara ini dan juga mengharapkan jamu akan berkembang sebagai minuman yang populer.

"Saya sangat apresiasi dengan acara ini dan dengan apa yang dilakukan oleh pak menteri, mudah-mudahan misi untuk mempopulerkan jamu yang kita harapkan akan terwujud," ujar dia.

Acara tersebut dihadiri oleh Menkominfo Rudiantara, Kepala Badan POM Roy Alexander Sparinga dan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya Putri K. Wardhani.

Sementara itu, sebelumnya diinformasikan acara senam pagi dan minum jamu bersama itu dijadwalkan akan dihadiri oleh beberapa Menteri Kabinet Kerja antara lain, Menko PMK Puan Maharani, Menpora Imam Nachrowi, Mendag Rachmat Gobel dan Menperin Saleh Husein, namun kehadiran mereka digantikan oleh staff atau deputinya saja.