"Perusahaan ini menjadi salah satu pendukung industri lain. Hal ini mengingat industri besi dan baja merupakan salah satu industri prioritas yang penting bagi pengembangan industri yang ada," kata Menperin dalam sambutan peresmian perusahaan tersebut, Kamis.
Ia mengatakan, besi dan baja merupakan bahan baku dasar bagi industri seperti galangan kapal, industri sektor oil and gas, alat berat, otomotif dan elektronika.
"Industri besi dan baja juga menjadi pendukung utama dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia, yang saat ini sedang berkembang seperti pembangunan jalan, bandara, pelabuhan, rel kereta api dan fasilitas lainnya," kata Saleh Husin.
Penambahan lini produksi berupa pelapisan pipa serta pengembangan laboratorium services, diharapkan Menperin dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan sehingga semakin diterima pasar domestik dan internasional.
PT Bakrie Pipe Industries mampu memproduksi pipa baja las lurus dengan kapasitas 300.000 ton dan menyerap tenaga kerja 550 orang.
Saat ini tercatat sebanyak 352 perusahaan industri baja nasional yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi, dan menyerap 200.000 tenaga kerja, dengan kapasitas produksi 14 juta ton per tahun.
Ekspor baja sendiri pada 2014 mencapai 2,23 miliar dolar AS atau naik 16,91 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai 1,91 miliar dolar AS.
Sedangkan nilai impor baja pada tahun lalu tercatat sejumlah 12,58 miliar dolar AS, yang berarti turun 0,19 persen dibandingkan 2013 senilai 12,6 miliar dolar AS.
Di sisi lain, kebutuhan baja domestik terus meningkat dari 7,4 juta ton pada 2009, menjadi 12,7 juta ton pada 2014, dan diprediksi terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Oleh karena itu, untuk memenuhi permintaan baja domestik dan menghindari ketergantungan yang tinggi terhadap baja impor, produsen baja dalam negeri perlu terus meningkatkan kualitas dan kapasitas produksinya," kata Menperin.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015