Surabaya (ANTARA News) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akan mulai mempersiapkan pembangunan "Techno Park" pada tahun 2007. "Pada tahun 2007, kami akan menyiapkan Techno Park, ISO, dan Akuntan Publik," ujar Rektor ITS Surabaya Prof Dr H Mohammad Nuh DEA di Surabaya, Jumat. Saat menyampaikan Refleksi Akhir Tahun 2006 di hadapan pimpinan institut, fakultas, dan jurusan di ITS, ia menjelaskan pihaknya menyiapkan lahan 10 hektar untuk "Techno Park". "Posisi ITS mulai membaik pada 2006, karena nama ITS banyak disebut dan bahkan pemerintah sering mengajak kami sebagai delegasi resmi kenegaraan," tegasnya. Oleh karena itu, katanya, kepercayaan dari masyarakat akan ditingkatkan terus dengan melibatkan masyarakat dalam menilai ITS melalui ISO dan akuntan publik. "Insya-Allah, ISO akan kami terima pada akhir Januari mendatang, sehingga ITS akan menjadi PTN pertama yang menerima ISO bagi universitas/institut," katanya. Menurut dia, akuntan publik akan mulai dilibatkan pada Februari 2007. "Kalau ISO dan akuntan publik sudah ada, maka kepercayaan masyarakat diharapkan meningkat," ucapnya. Dari administrasi manajemen yang berstandar ISO dan akuntan publik itulah, katanya, pihaknya akan melanjutkan pembenahan kualitas akademik. "Terkait peningkatan kualitas akademik itu, kami akan membangun Techno Park yang mengolah hasil temuan dari laboratorium menjadi produk yang siap dilirik industri dan masyarakat," paparnya. Techno Park itu, katanya, akan didukung pemerintah Jepang melalui JICA. "Techno Park itu berorientasi pada pengembangan ICT (information and Communication Technology) pada empat PTN yakni UI, ITB, UGM, dan ITS," ucapnya. Namun, katanya, Techno Park yang berorientasi ICT itu masih akan disiapkan proposalnya pada 2007, kemudian mulai dibangun dan dikembangkan pada 2008 atau 2009. "Kami akan mengawali Techno Park dengan membangun fasilitas untuk Pusat Desain Perkapalan pada 2007 dengan dukungan dana dari Departemen Perindustrian," tuturnya. Dalam kesempatan itu, Prof Nuh juga menyebut Pilcarek (pemilihan calon rektor) yang memposisikan dirinya pada peringkat kedua itu sebagai ujian. "Saya tidak berpikir saya atau rektor baru, tapi pilcarek adalah ujian, apakah pilcarek membuat ikatan sosial kita kuat dan kompak. Bila tidak, maka ujian kita gagal, karena kita memikirkan jabatan dan bukan memikirkan ITS. Saya ajak untuk memikirkan ITS," tandasnya.(*)
Copyright © ANTARA 2006