Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo), John Manoppo, berharap, gelaran Indonesia Industrial Machinery and Electronics Products Exhibition (IIME) 2015 meningkatkan kerja sama China dan Indonesia, khususnya kelistrikan dan perlampuan.


"Ini momen bagus untuk memberikan wawasan kepada industriawan Tiongkok betapa besar potensi pasar dalam negeri, sehingga bisa bekerja sama," kata Manoppo, kepada www.antaranews.com, di Jakarta, Kamis.


Satu momentum penting untuk mewujudkan itu, kata dia, pencanangan penambahan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 MegaWatt lima tahun ke depan, yang dapat menjadi peluang meningkatkan kerja sama industri antara dua negara.

"Pangsa pasar khusus untuk kelistrikan besar, mencapai 52 juta pelanggan PLN. Bisa dilihat betapa besarnya pasar di Indonesia," kata dia.


Kemudian, kerjasama yang terjalin nantinya diharapkan bisa membantu menyerap tenaga kerja di Indonesia.


"Industri lampu itu padat karya bukan padat teknologi seperti hp kita. Makin besar dia (industri) bisa makin banyak karyawan yang terekrut. Tenaga kerja yang terserap untuk satu industri bisa mencapai 200.000 orang," kata dia.


Manoppo mengungkapkan, hingga saat ini sekitar tiga perusahaan yang tertarik bekerjasama dengan perusahaan di Indonesia.


"Sejauh ini sudah ada tiga perusahaan yang tertarik bekerjasama dengan perusahaan dalam negeri. Saya harap nanti bisa bertambah menjadi 10 perusahaan," kata dia.


Data menunjukkan, di saat pertumbuhan pasar negara berkembang lainnya menurun, ekspor produk mesin dan elektronik China ke Asia Tenggara, justru memperlihatkan pertumbuhan yang relatif stabil.


Nilai ekspor China ke Indonesia, periode Januari-April 2015 khusus untuk produk elektromekanis bahkan mengalami peningkatan 3,9 persen dari sektor peralatan listrik, komunikasi dan rumah tangga.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015