Jakarta (ANTARA News) - Badan Narkotika Nasional (BNN) mulai 2007 ini akan membersihkan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dari peredaran gelap narkoba karena tempat ini ternyata malah dijadikan tempat untuk mengendalikan narkoba. "Kami sudah ada pembicaraan intensif dengan Ditjen Lapas untuk membersihkan Lapas dari narkoba," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BNN, Made Mangku Pastika, di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, pihaknya tidak akan main-main dengan kasus peredaran narkoba di Lapas ini sehingga akan ada upaya lebih keras lagi. "Kita akan mengadakan langkah-langkah yang keras dan drastis untuk mengatasi masalah ini," kata mantan Kapolda Bali yang namanya dikenal dunia setelah menjadi ketua tim investigasi bom Bali I. Dikatakannya, maraknya peredaran narkoba di Lapas disebabkan adanya kelemahan dalam pengamanan di Lapas. Kelemahan ini ternyata dipakai para bandar narkoba untuk mengendalikan bisnis narkoba. Selain itu, Pastika mengatakan, selama tahun 2006 terdapat 11.400 kasus narkoba dengan jumlah tersangka sebanyak 22.503 orang. Dari jumlah itu, 46 di antaranya warga negara asing. Sedangkan barang bukti yang disita adalah 9 ton ganja, 149 kg kokain, 4 kg heroin, 1,18 ton shabu dan 180.498 ekstasi. Kasus narkoba menonjol dalam tahun ini adalah penemuan 955 kg shabu di Teluk Naga, Tangerang, penangkapan Burhan Tahar, pemilik pabrik ekstasi di Cengkareng, Jakarta Barat, penemuan gudang bahan narkoba di Serang, penemuan 200 kg shabu di Jakarta Utara dan penemuan 187 ha ladang ganja di Aceh. Terkait pemberantasan ladang ganja, ia mengatakan, BNN saat ini berupaya mencarikan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi untuk ditanam di Aceh. "Agar warga Aceh tidak tertarik lagi menanam ganja maka kita beri tanaman alternatif. Ini butuh waktu lama. Target kami adalah ganja harus lepas dari Aceh sebab 75 persen pengguna narkoba adalah ganja," ujarnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006