Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, realisasi APBN 2006 relatif aman baik dari sisi penerimaan, belanja, maupun pembiayaan sehingga diharapkan memberi kontribusi signifikan dalam pengelolaan ekonomi nasional secara keseluruhan.
"Tahun anggaran 2006 relatif cukup aman dan
comfortable (nyaman). Saya katakan begitu karena baik dari sisi penerimaan, pembelanjaan, dan pada akhirnya pembiayaan, semua bisa kita
manage (kelola) secara baik," kata Sri Mulyani dalam sambutan mutasi pejabat eselon II di lingkungan Departemen Keuangan di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, kondisi tersebut merupakan satu mata rantai yang dapat memberikan berkontribusi bagi kepercayaan diri dalam pengelolaan ekonomi nasional secara keseluruhan.
"Kita patut syukuri bahwa beberapa indikator menunjukkan kondisi membaik dalam perekonomian kita, dan saya yakin ini merupakan hasil kerja keras kita," katanya.
Kondisi yang baik dengan penutupan yang baik di tahun anggaran 2006 ini, lanjut Menkeu, bukan merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai, karena pengelolaan APBN sebagai sarana pengelolaan ekonomi secara keseluruhan masih bisa terus dioptimalkkan.
"Masih banyak tugas kita dalam konteks pengelolaan APBN maupun pembenahan institusi. Saya rasa tema yang kita usung seperti konsolidasi kebijakan fiskal, struktur APBN yang lebih baik, strategi pengelolaan baik dari sisi penerimaan negara, pembelanjaan negara, dan pembiayaan dari APBN, masih dan harus bisa lebih dioptimalkan," katanya.
Berdasar data Direktorat Pengelolaan Kas Negara, Ditjen Perbendaharaan, hingga akhir November 2006, realisasi defisit anggaran negara mencapai sebesar Rp21,17 triliun atau 52,94 persen dari target yang ditetapkan dalam APBNP 2006 sebesar Rp39,98 triliun, di mana realisasi penerimaan negara dan hibah mencapai Rp507,00 triliun atau 76,92 persen dari target APBNP 2006 sebesar Rp659,12 triliun.
Sementara realisasi belanja negara per 30 November 2006 telah menyerap Rp528,16 triliun atau 75,55 persen dari target di APBNP 2006 sebesar Rp699,10 triliun.
Realisasi pendapatan negara dan hibah sebesar Rp507,00 triliun terdiri dari realisasi penerimaan dalam negeri sebesar Rp505,81 triliun dan hibah sebesar Rp1,19 triliun. Penerimaan dalam negeri terdiri dari penerimaan perpajakan Rp355,01 triliun dan penerimaan bukan pajak Rp150,80 triliun.
Sementara belanja pemerintah sebesar Rp528,17 triliun terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp329,33 triliun dan belanja daerah Rp198,84 triliun. Belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja pegawai Rp67,38 triliun, belanja barang Rp33,28 triliun, belanja modal Rp39,48 triliun, pembayaran bunga utang Rp65,76 triliun, subsidi Rp69,38 triliun, bantuan sosial Rp29,71 triliun, dan belanja lain-lain Rp24,34 triliun.
Belanja pemerintah pusat untuk daerah sebesar Rp198,84 triliun terdiri dari dana perimbangan Rp197,10 triliun, dan dana otonomi khusus dan penyesuaian Rp1,75 triliun.
Untuk menutup defisit sebesar Rp21,17 triliun, pemerintah telah memperoleh pembiayaan sebesar Rp20,10 triliun. Hingga akhir November 2006, pembiayaan dari dalam negeri mencapai Rp47,58 triliun, pada saat yang sama pemerintah juga melakukan pembiayaan luar negeri sebesar Rp27,48 triliun.
Pembiayaan dalam negeri terdiri dari pembiayaan perbankan dalam negeri sebesar Rp8,52 triliun dan non perbankan dalam negeri sebesar Rp39,06 triliun. Pada saat yang sama pemerintah melakukan pembayaran pokok utang luar negeri sebesar Rp42,88 triliun dan melakukan penarikan pinjaman luar negeri (bruto) sebesar Rp15,40 triliun.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006