Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) berencana memanggil pelatih asing untuk meningkatkan pembinaan para atlet renang di seluruh wilayah Indonesia.
"Saya akan bicarakan bersama seluruh pengurus dari daerah sehingga di sini nantinya bisa ada mempunyai semacam coaching clinic dengan pelatih asing," kata Ketua Umum PB PRSI Sandiaga Uno dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PB PRSI di Jakarta, Rabu.
Menurut Sandiaga, selama ini PB PRSI masih menggunakan metode lama dengan mengirimkan atlet ke luar negeri.
"Saya harapkan dalam Rakernas ini ada kesepakatan dan rekomendasinya karena teman-teman dari Aceh sampai Papua menunggu program tersebut, nanti saya akan dorong sehingga bisa dijalankan," kata Sandiaga.
Dalam Rakernas tersebut, PB PRSI juga menerbitkan Kartu Izin Start (KIS) untuk setiap atlet renang dalam rangka persiapan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Jawa Barat.
"Kartu tersebut akan memuat dan merekam data-data umur dari semua atlet renang, misalnya umur, daerah asal, dan data fisik atlet," kata Sandiaga
Menurut Sandiaga, adanya kartu tersebut dapat menghindarkan terjadinya saling klaim atlet diperebutkan oleh setiap pengurus daerah yang terjadi beberapa tahun belakangan ini.
"Misalnya, dalam PON Riau 2014 kemarin ada seorang atlet asal Bali yang melakukan mutasi ke Riau, namun proses mutasinya sempat diperdebatkan karena tidak sesuai dengan SK dari KONI Pusat sehingga saya harapkan hal tersebut tidak terjadi dalam PON 2016 mendatang," katanya.
Rakernas PRSI yang berlangsung 20 sampai 21 Mei tersebut dihadiri sebanyak 33 pengurus provinsi sehingga dengan jumlah tersebut secara AD/ART Rakernas dapat dibuka oleh Ketua Umum.
Selain itu, terdapat juga dewan pakar, dewan pembina, dan tiga peninjau yang menghadiri Rakernas tersebut.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015