Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim mengatakan "manusia perahu" Rohingya yang eksodus dari Myanmar dan Bangladesh perlu untuk diayomi dan disantuni oleh pemerintah Indonesia dengan sedikit catatan.
"Tentu kalau mereka (etnis Rohingya) sudah ada di wilayah Indonesia maka tidak ada kata lain selain mengayomi dan menyantuni mereka, tentu dalam waktu dan batas-batas tertentu," kata Lukman di Jakarta, Rabu.
Menag mengatakan waktu dan batas tertentu itu sudah sesuai dengan kesepakatan di Persatuan Bangsa-Bangsa.
Lukman juga berharap PBB memberikan perhatian lebih terhadap eksodus Rohingya yang mayoritas Muslim, terlebih mereka justru tidak diakui di negara asalnya.
Sejatinya, kata Menag, pengungsi Rohingya merupakan tanggung jawab utama dari Myanmar dan Bangladesh. Dua negara itu yang seharusnya bisa mengendalikan etnis tersebut agar tidak sampai meninggalkan kampung halamannya dengan menjamin keamanan dan kesejahteraan mereka.
Lukman mengatakan pemerintah Indonesia terus mengupayakan agar etnis Rohingya tidak terus eksodus dengan mengupayakan diplomasi trilateral yang melibatkan Indonesia, Myanmar dan Bangladesh.
"Sedang diintnsifkan pertemuan trilateral dan ditambah beberapa negara ASEAN agar disamakan pandangan salam menangani pengungsi ini," kata dia.
Sebelumnya, lebih dari 600 pengungsi Rohingya menepi di pantai Langsa, Aceh, pada Jumat (15/5) pagi.
Puluhan dari mereka terpaksa dirawat di RSUD Langsa karena kondisi kesehatan yang sangat memprihatinkan.
Selain di Aceh, sekitar 96 orang pengungsi Rohingya terdampar di perairan Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara setelah terombang ambing selama tiga bulan di laut akibat kapal yang kehabisan bahan bakar.
Para pengungsi tersebut berasal dari negara Myanmar dan Bangladesh yang bertujuan ke Malaysia untuk mencari pekerjaan.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015