Los Angeles (ANTARA News) - Amerika Serikat (AS) mempersiapkan pemakaman mantan presiden Gerald Ford Kamis untuk memberikan penghormatan terhadap tokoh yang pernah memimpin negeri itu sebelum mengalami trauma skandal Watergate. Presiden George W.Bush menyatakan tanggal 2 Januari sebagai hari berkabung tesmi untuk menghormati Ford yang meninggal Selasa lalu di kediamannya di Rancho Mirage, Kalifornia dalam usia 93 tahun yang mendapatkan simpati dan penghormatan dari dalam maupun luar negri. "Saya menyerukan kepada warga Amerika untuk memberikan penghormatan dan melakukan doa bersama bagi mendiang Ford," kata Bush, "Saya mengajak semua pihak dan masyarakat dunia yang ikut merasakan kesedihan dan kehilangan bangsa kami dalam suasana duka ini," katanya dalam pernyataan resminya yang dikeluarkan oleh pihak Gedung Putih. Bush akan memperpendek masa liburan Natalnya awal pekan mendatang untuk datang ke Washington guna menghadiri upacara penghomatan bagi mantan presiden Ford. Lima hari berkabung sedang berjalan sejak Jumat guna menghormati dan mengenang mendiang Ford, dimana Misa bersama dikalangan keluarga terdekat akan dlaksanakan di Palm Desert, di California diikuti dengan kegiatan misa untuk umum . Jasad Ford akan diterbangkan ke Washington untuk menjalani upacara penghormatan secara kenegaraan pada Sabtu (Ahad WIB) yang akan dilakukan dengan penjagaan yang ketat yang sebelumnya jasadnya akan ditempatkan di Capitol selama dua hari. Misa akan dilaksanakan di Kathedral di Washington Selasa sebelum jasad Ford akhirnya dikuburkan di Gerald Ford museum di kota kelahirannya Grand Rapids, Michigan Rabu depan. Ford yang menjadi presiden pada 1974-1977 dikenang orang dengan keputusan kontroversial yang dibuatnya yaitu memberikan pemaafan kepada pendahulunya Nixon atas kasus Watergate. Dalam wawancara pada tahun 2004 dengan wartawan Boob Woodward dari harian Washington Post yang ikut dalam pengungkapan kasus Watergate yang menyebabkan Amerika (Serikat) terjerembab dalam krisis konstitusional sejak Perang Saudara menilai pemerintahan Bush melakukan kesalahan kebijakan soal Irak. Ford yang memutuskan penarikan pasukan AS dari Vietnam pada tahun 1975 menyatakan secara jelas ia sama sekali tidak setuju dengan pembenaran Bush yang melakukan invasi ke Irak. " Jika hal itu harus saya hadapi maka saya tidak akan pernah memutuskan untuk melakukan perang," katanya sambil menambahkan ia akan lebih memilih jalur menjatuhkan sanksi bagi pemerintahan Saddam. Ford mengatakan ia memahami argumen Bush yang mengatakan "teori ingin memerdekakan rakyat Irak, mengacu kepada pendapat Bush bahwa Amerika Serikat memiliki kewajiban untuk melebarkan dan menyebarkan demokrasi keseluruh penjuru dunia. Namun Ford bernada sinis mengatakan "apa kita dapat memisahkan hal itu dari tugas nomor utama kita yaitu yang berkaitan dengan kepentingan negara." Ia mengatakan selanjutnya :" Menurut saya kita tidak perlu turun berperang ke seluruh penjuru dunia demi memerdekakan rakyat kecuali hal itu berkaitan langsung dengan kepentingan keamanan negara kita." Ford tidak seperti lazimnya presiden AS lainnya sesungguhnya tidak pernah dipilih untuk menjadi orang nomor satu di Amerika (Serikat) menjadi presiden AS yang ke 38 dan memimpin negara selama 869 hari setelah Richard Nixon mengundurkan diri secara tidak terhormat pada Agustus 1974 setelah kasus Watergate terungkap. Ia meninggalkan Gedung Putih setelah dikalahkan oleh penerusnya Jimmy Carter pada pemilihan umum tahun 1976 dan menuai kecaman karena memberikan maaf kepada Nixon soal Watergate, suatu kebijakan yang menentukan nasib kepemimpinannya yang sesungguhnya memberikan pelajaran penting bagi bangsa Amerika untuk jangan pernah membiarkan seorang mantan pemimpin bangsanya maju diadili atas tuntutan kejahatan kriminal. Namun membanjirnya ucapan bela sungkawa dan simpati dari semua pihak termasuk masyarakat internasional telah menepis semua teori para sejarahwan mengenai sosok Ford yang masa kepresidenannya paling singkat termasuk kebijakan yang dibuatnya yang memberikan maaf bagi Nixon yang dikritik sebagian besar orang saat itu sesungguhnya adalah keberhasilan Ford. Penghormatan bagi mendiang Ford berdatangan dari seluruh penjuru dunia . Perdana Menteri Australia, John Howard pada Kamis menyampaikan pujian terhadap Ford, sebagai sosok pemimpin yang "berkepala dingin," mengatakan Ford sebagai pribadi yang jujur dan santun yang berhasil membawa bangsa Amerika (Serikat) keluar dari masa-masa yang paling sulit. Janda Ford, mantan ibu negara Betty Ford mengatakan ia dan keluarganya merasa sangat terharu atas semua pernyataan yang sangat menyentuh yang mereka terima berkaitan dengan kematian suaminya. "Keluarga saya dan saya sangat tersentuh atas kata-kata yang penuh dengan kehangatan yang begitu indah sebagai bentuk penghormatan atas kematian suami saya," katanya dalam pernyataan yang dikeluarkan Rabu (Kamis WIB) dan dikutip AFP. "Penghargaan bangsa dan negara dan semua masyarakat dunia atas apa yang diperbuat Ford selama masa kepresidenannya dan sepanjang hidupnya merupakan hal yang tak dapat kami bayangkan sebelumnya, semua kemurahan hati semua pihak telah membuat kami dapat melewati masa-masa sulit seperti saat ini."(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006