Masalah etnis Rohingnya ini mengusik ukhuwah Islamiyah dan solidaritas bangsa ASEAN,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan terlantarnya etnis Rohingnya mengusik ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama umat Muslim sehingga ia berharap masalah tersebut dapat segera diselesaikan.
"Politik luar negeri kita tidak pernah membenarkan teror pada etnis tertentu, sesuai deklarasi HAM juga begitu. Masalah etnis Rohingnya ini mengusik ukhuwah Islamiyah dan solidaritas bangsa ASEAN," kata Menteri Lukman dalam Rakernas Baznas se-Indonesia di Jakarta, Selasa.
Dengan kesadaran sebagai bangsa beragama dan memiliki rasa kemanusiaan, kata dia, pemerintah Indonesia selain menolong juga mengusahakan jalan keluar agar masalah tersebut tidak berlarut-larut.
Dalam acara tersebut Menag mengatakan menghargai kepedulian berbagai lembaga zakat Tanah Air yang memberikan bantuan untuk pengungsi Rohingnya yang memasuki wilayah Indonesia.
Menag juga mengimbau pemerintah Myanmar dan masyarakatnya untuk menghentikan diskriminasi pada etnis Rohingnya yang beragama Islam.
"Saya mengimbau pemerintah Myanmar dan masyarakatnya untuk menghentikan diskriminasi pada etnis Rohingnya," kata Menag.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Baznas Didin Hafidhuddin mengatakan Baznas telah menganggarkan dana untuk bantuan etnis Rohingnya yang memasuki wilayah Indonesia, tetapi untuk nominal pihaknya masih belum dapat memastikan.
"Jika memungkinkan Menag dan Baznas akan menyerahkan langsung ke Aceh berkoordinasi dengan lembaga yang mengurusi zakat yang di daerah," kata Didin.
Lebih dari 600 pengungsi Bangladesh dan Rohingya asal Myanmar mendarat di pantai Langsa, Aceh, pada Jumat (15/5) pagi, dan puluhan pengungsi terpaksa dirawat di RSUD Langsa karena kondisi kesehatan yang sangat memprihatinkan.
Selain di Aceh, sekitar 96 orang pengungsi Rohingya terdampar di perairan Pangkalan Susu, Langkat, Sumatera Utara setelah terombang ambing selama tiga bulan di laut akibat kapal yang kehabisan bahan bakar.
Para pengungsi tersebut berasal dari negara Myanmar dan Bangladesh yang bertujuan ke Malaysia untuk mencari pekerjaan.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015