Mataram (ANTARA News)- Kota Taliwang, Sumbawa Barat sejak Selasa pagi sudah mulai kondusif pascabentrok antara massa dan Polisi sejak Sabtu (16/5) malam hingga Minggu (17/5).

Satu truk personel Brimob dan Dalmas Polres Sumbawa Barat telah dikerahkan untuk melakukan pembersihan sisa-sisa sampah akibat bentrok dan aksi pembakaran oleh massa disepanjang jalur Sudirman, sekitar Pos Polisi Kota dan Simpang Selex di sekitar Kantor Pos Taliwang.

Kegiatan pembersihan itu dipimpin Kabag Ops Polres Sumbawa Barat Kompol Martawan.

Polisi juga telah mengamankan puluhan unit sepeda motor milik massa dari lokasi bentrok. Puluhan sepeda motor tersebut diparkir di halaman depan Mapolres dan dipasangi garis polisi.

Situasi kota Taliwang yang sudah mulai kondusif disambut baik masyarakat.

"Kami sebagai masyarakat merindukan suasana kondusif seperti ini agar kegiatan ekonomi dan pelayanan umum bisa berjalan," kata Andi, seorang warga Taliwang.

Kondusifitas Kota Taliwang pacsabentok massa terlihat dari, toko-toko di sepanjang jalan Sudirman, Sutan Syahril dan jalan Soekarno Hatta yang sebelumnya sempat tutup selama bentrok, sudah beroperasi seperti semula.

Personil TNI yang disiagakan di sejumlah titik dalam kota juga sudah tidak terlihat. Demikian pula aktivitas di Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Sumbawa Barat, sudah berlangsung normal, meski personil Brimob masih disiagakan dan sejumlah perwira kepolisian dari Polda NTB masih berada di Mapolres.

Pelayanan kepada masyarakat, baik di SPK maupun di sentra pengurusan SIM di Satlantas juga berjalan normal.

Bentrok antara massa dan polisi di Kota Taliwang terjadi dua hari berturut-turut yang dipicu kaburnya Er (52) dari Mapolres Sumbawa Barat pada Sabtu (16/5) malam.

Er adalah ayah dari JJ (12), tersangka pelaku pembunuhan sadis terhadap bocah enam tahun di rumah kos pada 13 Mei 2015.


Jenazah korban ditemukan pihak keluarga dan masyarakat pada 14 Mei 2015 di dapur salah satu kamar kos yang tidak berpenghuni. Er sempat diamankan di Mapolres sebelum kabur.

Pewarta: Nirkomala
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015