Jakarta (ANTARA News) - Penjualan elektronik di dalam negeri tahun 2007 diproyeksikan hanya tumbuh rata-rata sekitar 8-10 persen, karena daya beli masyarakat belum pulih akibat kenaikan harga BBM tahun 2005. "Penjualan barang-barang elektronik tahun depan tidak akan tumbuh signifikan seperti sebelum kenaikan harga BBM, karena daya beli masyarakat nampaknya masih berat," ujar Juru Bicara (Jubir) Klub Pemasar Elektronik (EMC) Hindrata kepada ANTARA di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan penjualan barang elektronik tahun 2007 masih akan diwarnai oleh pertumbuhan penjualan produk untuk segmen menengah ke atas. "Sama seperti tahun ini, tahun depan produk elektronik yang pasarnya tetap tumbuh tinggi yang segmennya menengah ke atas seperti televisi LCD, AC dan kulkas dengan teknologi bio, dan kulkas dua pintu ke atas," katanya. Hindrata mencontohkan, permintaan tv LCD misalnya tumbuh hampir 300 persen tahun ini, demikian pula dengan televisi layar datar, serta AC dan kulkas dengan teknologi mutakhir. "Pasar di Indonesia untuk menengah ke atas nampaknya sudah sangat pandai, mereka tahu barang yang bagus, sehingga langsung masuk ke segmen atas," ujarnya. Kendati pertumbuhan permintaan produk elektronik di segmen menengah ke atas cukup tinggi, namun volumenya lebih kecil dibandingkan produk menengah ke bawah. "Secara kuantitas segmen menengah ke atas kalah kuantitas, sehingga kenaikan di segmen tersebut hanya menaikkan nilai pasar domestik sangat kecil dibandingkan pasar di segmen menengah ke bawah," kata Hindrata. Selain itu, lanjut dia, biasanya produk elektronik untuk segmen menengah ke atas sebagian besar belum diproduksi di dalam negeri atau masih diimpor, sehingga kenaikan penjualan di segmen tersebut tidak berdampak signifikan bagi peningkatan kinerja industri elektronik di dalam negeri. "Tahun 2007 secara umum masih banyak kendala untuk mendongkrak penjualan elektronik sama dengan 2005, terutama daya beli yang masih berat, listrik dan BBM masih mahal," ujarnya. Pada Januari-November 2006, penjualan sejumlah barang elektronik masih turun dibandingkan periode yang sama 2005 dengan penurunan tertinggi pada produk AC sebesar 22 persen dari sekitar 697.113 menjadi 544.084 unit. Sedangkan penjualan kulkas turun 12 persen menjadi sekitar 1,4 juta dari sebelumnya 1,6 juta unit, penjualan tv turun delapan persen dari sekitar 2,9 juta menjadi sekitar 2,7 juta, dan mesin cuci turun sekitar satu persen dari 557.653 menjadi 552.605 unit. Berbeda dengan Hindrata, GM Pemasaran Domestik PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) Budi Setiawan lebih optimis dan memperkirakan pasar elektronik pada 2007 akan tumbuh rata-rata 20 persen. Namun, ia memperkirakan pada tahun depan konsumen akan semakin selektif dalam pembelian elektronik, sehingga penjualan akan dikuasai merek-merek terkenal dan besar. "Merek-merek elektronik di dalam negeri akan mulai mengerucut. Produk elektronik Cina akan mulai tersingkir, karena mereka kurang peduli pada masalah kualitas. Penjualan barang elektronik akan meningkat karena banyak industri keuangan yang masuk ke segmen ini," kata Budi.(*)

Copyright © ANTARA 2006