Sekolah bisa mengarahkan siswanya untuk mencari universitas atau sekolah-sekolah tinggi yang memiliki karakteristik tertentu, yang membuat mereka tidak harus mengikuti bimbel."

Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta Jimmy Paat mengingatkan bahwa persiapan untuk masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tidak hanya melalui program-program yang diberikan lembaga bimbingan belajar

"Para siswa harus diyakinkan bahwa mengikuti bimbingan belajar itu hanya salah satu dari banyak cara persiapan masuk PTN," kata Jimmy Paat ketika dihubungi Antara di Jakarta, Senin.

Menurut Jimmy, pihak sekolah yang harus mengemban tanggung jawab untuk terus memberikan keyakinan tersebut agar para siswa tidak terlalu menggantungkan persiapan masuk PTN melalui bimbingan belajar, yang semakin marak menjelang Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Dosen UNJ tersebut juga menyatakan sekolah bisa membuka pemikiran murid-muridnya bahwa masuk perguruan tinggi negeri favorit, yang ukurannya ditentukan dengan peringkat, bukanlah segala-galanya.

"Sekolah bisa mengarahkan siswanya untuk mencari universitas atau sekolah-sekolah tinggi yang memiliki karakteristik tertentu, yang membuat mereka tidak harus mengikuti bimbel. PTN itu bukan satu-satunya jalan hidup mereka," tutur Jimmy.

Selain itu, dia melanjutkan, para siswa lulusan SMA sederajat tersebut harus diingatkan bahwa untuk masuk PTN tidak harus dengan bimbingan belajar.

"Ada beberapa orang yang bisa masuk PTN, bahkan yang favorit, tanpa melalui bimbel," tuturnya.

Menjelang SBMPTN yang akan dilaksanakan pada 9 Juni 2015, beragam lembaga bimbingan belajar memang gencar menawarkan program "intensif" untuk siswa SMA/SMK yang baru melaksanakan UN dan para alumni.

Ada pun biaya yang ditawarkan cukup beragam. Beberapa lembaga bimbingan di wilayah Jakarta menawarkan harga mulai dari Rp1 juta hingga Rp9 juta per peserta.

Berbagai fasilitas juga disediakan, mulai dari kebebasan untuk berdiskusi dengan pengajar kapan saja, fasilitas penginapan hingga janji memberikan pengembalian uang (cash back) jika tidak lulus PTN yang diinginkan.

Namun, mahalnya biaya tersebut tidak menghalangi para siswa untuk mengikuti program bimbel.

"Antusiasme para siswa untuk mengikuti program intensif tahun 2015 cukup tinggi," kata Kepala Cabang Lembaga Pendidikan KSM wilayah Salemba, Jakarta Pusat, Aida Fitriani kepada Antara.

Sebagai buktinya, ujar Aida, ratusan kursi yang disediakan lembaga tersebut terisi penuh oleh para siswa yang akan berjuang melewati UN, sejak program intensif dimulai pada 25 April 2015.

Pewarta: Michael TA
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015