Kami sudah bekerja sama dengan balai dan mempunyai beberapa kajian."
Jayapura (ANTARA News) - Lembaga swadaya masyarakat internasional bidang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan (World Wide Fund for Nature/WWF) berencana membuat peraturan perlindungan hiu paus atau gorano bintang di kawasan Teluk Cenderawasih, Papua.
Direktur Program WWF di Papua Benja Victor Mambai, di Sentani, Senin, mengatakan bahwa WWF bekerja sama dengan balai penelitian guna mengupayakan adanya aturan untuk melindungi hiu paus.
"WWF punya program di Teluk Cenderawasih. Kami sudah bekerja sama dengan balai dan mempunyai beberapa kajian. Dari hasil kajian itu kita membuat semacam aturan untuk berinteraksi dengan hiu paus atau sering disebut gorano bintang," tuturnya.
Ia pun mencontohkan, ketika seseorang menyelam tidak boleh dekat hiu tersebut, dan harus berjarak sekira dua meter.
"Kemudian jarak ekornya harus tiga meter, dan kalau sekali turun tidak boleh lebih dari 12 orang, sehingga tidak membuat hiu paus stres, selain juga untuk menjaga keselamatan kita," ujarnya.
Menurut Victor, hiu paus berbeda dengan beberapa jenis hiu yang ada di Indonesia, karena gorano bintang hadir sepanjang tahun di perairan Teluk Cenderawasih.
"Gorano bintang ini berbeda dengan hiu di tempat lain, seperti Probolinggo yang naik hanya saat tertentu. Tapi, kalau di Teluk Cenderawasih ini setiap saat pasti ada," katanya.
Ia menyatakan, kehadiran hiu paus di Teluk Cenderawasih karena banyaknya sumber pakan. Di Kwatisore, Teluk Cenderawasih, Papua, yang termasuk dalam kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC) hiu paus hadir sepanjang tahun.
Hiu paus dalam literatur satwa air dinyatakan berada di perairan tropis dan subtropis yang hangat bersuhu 18 hingga 30 derajat Celcius, kecuali di Laut Mediterania.
Selain itu, hiu paus dapat berimigrasi. Ada dugaan bahwa hiu paus di Nigaloo Reef, Australia, berimigrasi ke Filipina melalui Indonesia.
Di Indonesia hiu paus dapat ditemui di perairan Sabang, Situbondo, Bali, Nusa Tenggara, Alor, Flores, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua. Adapun di wilayah Jawa Timur kehadirannya bersifat musiman periode Januari hingga Maret.
Pewarta: Feronike Rumere
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015