Banjarmasin, Kalimantan Selatan (ANTARA News) - Bekatan (Nasalis larvatus, primata endemik Kalimantan Selatan yang dilindungi undang-undang) yang menjadi maskot Kota Banjarmasin hanyut di sungai Barito Kalimantan Selatan. Bekantan hanyut itu diduga hasil kejahatan perdagangan hewan dilindungi.

"Kami temukan bekantan itu di sungai berkat laporan masyarakat pesisir sungai dan kami datangi tempat kejadian ternyata benar dan langsung kami amankan," ucap Kasat Polair Polresta Banjarmasin, AKP Untung Widodo, di Banjarmasin, Senin.

Laporan itu mereka terima pada pukul 20.30 WIB Minggu (17/5) dan polisi langsung mendatangi tempat kejadian. Polisi bisa mengangkat bekantan hanyut itu dan langsung dibawa ke kantor polisi.


Saat akan diangkat polisi, bekantan alias monyet belanda (karena hidungnya mancung dan besar serta bulu coklat muda keemasan) itu sempat meloncat ke kapal tongkang yang sedang melintas di perairan itu.


Habitat alami bekantan memang di rawa-paya dan hutan bakau tepi sungai. Bekantan hewan sosial yang hidup dalam satu komunitas dipimpin jantan paling kuat dan senior. Bekantan jantan memiliki hidung lebih besar dan panjang sementara yang betina tidak demikian.


"Memang sedikit susah waktu menangkap monyet bekantan itu karena badan besar dan gesit tapi anggota berhasil membujuk dan bisa mengamankannya," kata Widodo.


Hingga saat ini polisi menduga ada dua kemungkinan mengapa bekantan itu sampai bisa hanyut di luar habitat alaminya. Pertama, dia tangkapan dari alam oleh pedagang hewan dilindungi, atau yang kedua, dia terikut kapal tongkang yang melintas di dekat habitat alaminya.


Polisi masih mengembangkan penyelidikan atas temuan itu.

Pewarta: Gunawan Wibisono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015