Lubuk Basung (ANTARA News) - Sekitar 27,50 hektare terumbu karang di perairan Tiku, Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, Sumatera Barat rusak akibat penangkapan ikan dengan bom dan jaring dasar.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Agam, Ermanto di Lubuk Basung, Minggu, mengatakan 27,50 hektare terumbu karang atau sekitar 40 persen dari luas laut Agam sepanjang 313,04 kilometer ini, berada di sekitar Pulau Tangah dan Pulau Ujung Pantai Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara.
Menurut Ermanto, rusaknya terumbu karang ini disebabkan penangkapan ikan dengan bom dan alat tangkap jaring dasar yang digunakan oleh nelayan dari daerah lain.
"Ini sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu dan alat tangkap beserta nelayan sudah diamankan pihak berwajib," katanya.
Untuk memperbaiki terumbu karang yang rusak ini membutuhkan dana cukup besar dan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Kabupaten Agam sangat terbatas.
Satu paket kecil dengan ukuran 20X20 meter persegi, katanya, membutuhkan dana sekitar Rp150 juta. Dana sebesar Rp150 juta ini digunakan untuk biaya selam dan perawatan.
Dengan kondisi ini, hasil tangkapan nelayan lokal menjadi berkurang dari biasanya mereka mampu memperoleh hasil tangkapan sekitar 120 kilogram turun menjadi 50 kilogram per hari.
Untuk mengatasi ini, Pemkab Agam pada 2013 mendapatkan bantuan rumah ikan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dengan luas dua hektare.
Rumah ikan dengan nilai Rp600 juta ini sudah dipasang antara Pulau Tangah dan Pulau Ujung pada September 2013.
Di lokasi rumah ikan, kata dia, tidak boleh melakukan aktivitas penangkapan ikan dan dilalui oleh kapal sampai ikan berkembang dengan baik.
"Setelah itu, nelayan sudah bisa melakukan aktivitas penangkapan ikan dan kami berharap hasil tangkapan nelayan akan meningkat nantinya," katanya.
Kabupaten Agam dengan luas 2.232,30 km bujur sangkar ini memiliki luas laut sepanjang 313,04 kilometer, panjang pantai 43 kilometer, dua buah pulau dan 65 hektare hutan mangrove.
Sementara jumlah alat tangkap sebanyak 442 unit dengan rincian yakni, payang sebanyak 39 unit, pukat pantai sebanyak 45 unit.
Lalu, jaring insang atau tramel net sebanyak 95 unit, bagan sebanyak 50 unit, pancing tonda sebanyak 17 unit dan pancing lainnya sebanyak 206 unit.
Sedangkan jumlah nelayan sebanyak 2.780 orang yang terdiri dari nelayan penuh sebanyak 1.689 orang, nelayan sambilan sebanyak 561 orang dan nelayan perairan umum sebanyak 530 orang.
Pewarta: Eko Fajri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015