Studi terhadap 2.000 wanita berusia 16 hingga 25 tahun itu menunjukkan, waktu yang dihabiskan dalam sehari mencapai 48 menit, termasuk berdandan, mengatur pencahayaan dan mencari sudut kamera terbaik.
"Melakukan selfie telah menjadi fenomena yang besar," kata Newby Hands dari situs feelunique.com yang melakukan survei, seperti dilansir laman Mirror, Minggu.
"Ini bukan tentang menjadi bangsa yang narsis, tetapi lebih merupakan cara baru untuk berbagi ide dan inspirasi," lanjutnya.
Penelitian ini menunjukkan tren di kalangan generasi muda yang mengalami "selfie-esteem", yaitu menghubungkan kepercayaan diri dengan jumlah "suka" pada foto yang diunggah ke media sosial.
Mendapat perhatian secara individu juga menjadi faktor di balik tren ini, di mana satu dari tiga responden mengaku menggunakan foto selfie untuk menarik perhatian seseorang yang sedang disukai.
Selain itu, satu dari lima wanita mengatakan, mengunggah foto selfie menjadi ajang untuk membuat mantan pasangan menyesal telah mengakhiri hubungan cinta.
Pada tingkat lain, 27 persen dari para wanita akan menghapus foto selfie di media sosial jika tidak mendapatkan banyak "suka" dalam beberapa menit.
Studi ini juga mengungkapkan bahwa wanita biasanya mengunggah foto selfie paling tidak ke dua situs media sosial.
Temuan lain menyebutkan, satu dari 10 wanita berusia 16-25 tahun menyimpan setidaknya 150 foto selfie di komputer dan smartphone mereka. Lokasi pengambilan foto antara lain di kamar mandi, mobil atau meja kantor.
"Selebriti seperti Kim Kadarshian dan Nicole Scherzinger telah menggambarkan efek positif dari selfie dan banyak anak muda yang mengikutinya," kata Hands.
Penerjemah: Try Reza Essra
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015