Alasannya, sejak dilantik menjadi kepala Bekraf pada Januari lalu, nomenklatur Bekraf belumlah rampung disusun. Dukungan anggaran pun belum turun karena DPR belum menyetujui usulan anggaran untuk Bekraf dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 karena pemerintah belum menyetor nomenklatur badan tersebut kepada DPR.
"Saya belum bisa klaim saya sudah melakukan terobosan karena memang nomenklatur kelembagaan Bekraf belum beres. Susunan kepengurusannya juga belum ada, baru ada dua orang; saya dan Pak Hari Waluyo," kata Triawan saat dihubungi Antaranews di Jakarta, Minggu.
Meski demikian, Triawan mengatakan dirinya terus melakukan "gerilya" untuk menelurkan ide-ide demi kemajuan perekonomian kreatif di Tanah Air.
"Program-program ekonomi kreatif tidak mandek. Kami jalan terus kok. Kami sudah melakukan meeting-meeting dengan 16 subsektor untuk dengar pendapat dan diskusi. Tapi ya belum bisa mengambil langkah-langkah nyata karena belum ada anggaran, Anggaran sudah ada di Kementerian Keuangan tapi belum bisa diakses karena nomenklatur kelembagaan belum ada," kata dia.
Triawan mengatakan perlu ada revisi beberapa Peraturan Presiden supaya badan tersebut bisa segera berjalan.
"Targetnya ya secepatnya. Harus ada revisi Perpres supaya lembaga ini segera diakui," kata ayah Sherina Munaf itu.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015