Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menegaskan tidak khawatir popularitasnya turun akibat kebijakan yang tidak populer, sepanjang kebijakan tersebut untuk kebaikan masyarakat.

"Waktu mengalihkan subsidi BBM November lalu saya diingatkan mengalihkan ini menghilangkan subsidi dan popularitas jatuh, itu risiko dan tidak ada masalah," kata Presiden saat menghadiri Jambore Komunitas Juang Relawan Jokowi di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Sabtu siang.

Presiden menegaskan, "memang sakit saya tahu, perubahan dimulai dengan yang sakit, banyak yang memaki ke saya, tapi yang hadir disini nggak ada, saya siap tidak populer, saya siap dimaki-maki jangan dipikir Jokowi itu penakut."

"Ini memang kerja jangka menengah dan jangka panjang tetapi semuanya memang memerlukan pengorbanan," paparnya.

Kepala Negara mengatakan meski tantangan ekonomi yang dihadapi tidak ringan, namun ia optimistis pertumbuhan tahun ini lebih baik dari tahun kemarin.

"Kalau ada suara miring tolong diluruskan. Sebetulnya seperti ini, nanti golnya yang terakhir ini, bila tidak nanti jadi isu dan jadi rumor yang tidak baik," katanya.

Dalam kesempatan itu komponen-komponen relawan yang tergabung dalam Komunitas Juang Relawan Jokowi menyampaikan lima maklumat yang antara lain isinya mengenai perlunya evaluasi dan penguatan kabinet, evaluasi kebijakan yang tidak mendukung Nawacita dan Tri Sakti dan perlunya memastikan pembangunan ekonomi dan percepatan proyek infrastruktur yang dilakukan dalam semangat berdiri di atas kaki sendiri.

Sejumlah komponen yang menghadiri Jambore tersebut antara lain Cemara 19, Bara JP, Pospera, Kawan Jokowi, Relawan Merah Putih, Gerakan Nasional Rakyat, Sekber Jokowi, Kebangkitan Indonesia Baru, Seknas Jokowi, Relawan Rakyat Merah Putih, Cakra Naga, Gerakan Relawan Indonesia, Arus Bawah Jokowi, Srikandi Jokowi dan EP for Jokowi.

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015