Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Madrasah akan menggelar tes tertulis Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) pada Minggu (17/05).
Tercatat 4.113 siswa akan mengikuti seleksi yang akan digelar di 20 Provinsi di Indonesia. Mereka adalah siswa yang telah dinyatakan lolos seleksi berkas dari 8.070 peserta didik yang mendaftar.
Para peserta seleksi ini akan memperebutkan 984 kursi yang tersebar di 9 MAN IC binaan Kementerian Agama, yaitu: MAN IC Serpong (168), MAN IC Gorontalo (120), MAN IC Jambi (120), serta MAN IC Aceh Timur, MAN IC OKI Sumsel, MAN IC Siak Riau, MAN IC Bangka Tengah Babel, MAN IC Paser Kaltim, dan MAN IC Pekalongan Jateng yang masing-masing akan menerima 96 siswa.
Adapun Materi Tes Tulis meliputi: Tes Potensi Belajar (TPB), Matematika, Bahasa Inggris, IPA, Agama Islam, dan Bahasa Arab.
Direktur Pendidikan Madrasah M. Nur Kholis Setiawan mengakui bahwa minat peserta didik untuk bisa belajar di MAN IC sangat tinggi. Menurutnya, hal ini merupakan bukti meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan madrasah.
“Bukti kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi madrasah. Jumlah pendaftar yang membludak tidak hanya untuk IC, melainkan juga untuk MA, MTs maupun MI di seluruh Indonesia yang melakukan PPDB tahun ini,” jelas M. Nur Kholis Setiawan seperti dikutip kemenag.go.id.
“Madrasah banyak yang sudah melakukan seleksi siswa baru sejak bulan April dengan rasio pendaftar dengan yang diterima di atas 1 banding 3,” jelasnya.
Kebangkitan Madrasah
M. Nur Kholis yang juga Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini menegaskan bahwa saat ini merupakan era kebangkitan madrasah.
Menurutnya, ada beberapa indikator bangkitnya lembaga pendidikan madrasah. Secara internal, prestasi siswa madrasah dalam berbagai ajang terus meningkat, baik di level nasional maupun internasional. Hal yang sama juga diraih oleh pendidik dan tenaga kependidikan, baik prestasi tingkat provinsi maupun nasional.
Selain itu, secara kelembagaan, madrasah juga berhasil menjuarai banyak event daerah maupun nasional, seperti UKS, adiwiyata, dan lainnya. Ditambah lagi dengan banyaknya alumni madrasah, bahkan mencapai ribuan, yang sukses di SNMPTN dan diterima di Perguruan Tinggi Negeri ternama. “Indikator eksternal adalah jumlah pendaftar yang selalu membludak,” tegasnya.
Soal pendidikan, lanjut M. Nur Kholis, masyarakat merupakan komponen yang tidak bisa dipaksa, karena bebas untuk menentukan pilihan. Ketika mereka memilih madrasah tentu bukan tanpa sebab. Salah satunya, menurut doktor lulusan Jerman ini adalah karena madrasah merupakan lembaga pendidikan yang paling bisa diharapkan untuk menjadikan peserta didik yang tidak saja berkompetensi kognitif, seperti halnya anak sekolah, tetapi juga jelas memiliki moralitas dan akhlak mulia.
“Pola masyarakat urban yang waktunya semakin terbatas karena tersita dengan kesibukan, juga menjadikan mereka lebih memilih madrasah sebagai tempat mendidik putra putrinya,” tegasnya.
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015