BPSDMP berupaya mencetak SDM berkualitas melalui peningkatan kualitas lembaga pendidikan yang kami naungi. Setiap tahun kami menambah jumlah taruna (peserta didik) untuk memenuhi kebutuhan transportasi,"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) berupaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di bidang transportasi darat, laut dan udara. Hal ini seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap jasa transportasi. Selain itu, standar pelayanan juga terus berkembang dan semakin tinggi.
Pelayanan di bidang transportasi merupakan hal penting sebagai cerminan dari kemajuan suatu bangsa. Di mana pelayanan yang baik sesuai dengan standar keamanan nasional dan internasional menjadi hal yang wajib dipenuhi. Semua itu terkait ketersediaan SDM berkualitas yang berdaya saing tinggi, Kepala BPSDMP Wahju Satrio Utomo dalam keterangannya, Jumat.
"BPSDMP berupaya mencetak SDM berkualitas melalui peningkatan kualitas lembaga pendidikan yang kami naungi. Setiap tahun kami menambah jumlah taruna (peserta didik) untuk memenuhi kebutuhan transportasi," paparnya.
Pria yang akrab disapa Tommy ini menuturkan, pemerintah telah memiliki skenario membangun Indonesia dalam 5 tahun ke depan. Terlebih, Indonesia akan menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015. Jika dihitung kebutuhan SDM untuk dapat menghadapi skenario tersebut generasi muda Indonesia tak perlu takut tidak mendapat pekerjaan.
"Dalam menghadapi MEA, tidak ada pembatasan untuk WNA berkerja di negara kita. Begitu pun sebaliknya. Jika orang Indonesia tidak mempersiapkan SDM dengan baik, maka hanya bisa menjadi penonton. Persaingan akan semakin ketat dan jika SDM Indonesia tidak mau menjadikan dirinya SDM yang prima, profesional, dan beretika, maka SDM Indonesia tidak mampu bersaing dengan SDM negara lain di ASEAN,” terangnya.
Tommy mengatakan negara maju seperti Jepang, Swiss, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa lainnya tumbuh bukan karena kekayaan alam atau penduduknya yang besar. Tapi, kerja keras, gigih serta penguasaan Iptek yang bagus. "Dengan ilmu dan tekonologi tersebut, mereka bisa menciptakan berbagai produk teknologi sehingga mampu mempermudah kerja manusia. Dampak ikutannya adalah mampu meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan warga," katanya.
Dia menyebutkan lemahnya suatu bangsa karena kualitas SDM yang kurang baik. "Kita kurang kemampuan mematuhi dan mengajarkan dasar-dasar kehidupan yang memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi dan negara maju setara dengan bangsa lain," imbuhnya.
Untuk moda transportasi udara, paling banyak menerima calon taruna nonpenerbang. Seperti STPI Curug. Tahun ini, mereka hanya menerima taruna nonpenerbang, yaitu jurusan air traffic controller (ATC), teknik bandara, komunikasi penerbangan dan lainnya. "Khusus untuk taruna penerbang, hanya dibuka di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (LP3) Banyuwangi, Jawa Timur. LP3 Banyuwangi membuka taruna penerbang," ujarnya.
Untuk memenuhi kebutuhan SDM di bidang transportasi, BPSDMP tahun ini membuka calon taruna/siswa dari seluruh wilayah Indonesia. Secara nasional 23 sekolah tinggi di bawah naungan BPSDMP akan menerima sekitar 2.800 taruna baru dari berbagai daerah di Tanah Air. Jumlah tersebut lebih banyak dari tahun sebelumnya 2.600 taruna
Seluruh lulusan sekolah menengah tingkat atas di Indonesia mendapat kesempatan ikut seleksi penerimaan calon taruna (sipencatar) dengan pendaftaran melalui kampus terdekat atau kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi mulai 30 Maret sampai dengan 1 Juni 2015.
“Untuk calon siswa bisa langsung mendaftar ke STIP di daerahnya masing-masing. Sementara bagi calon yang daerahnya tidak terdapat STIP bisa melakukan pendaftaran melalui kantor dinas perhubungan setempat. Semua terbuka dan seleksi akan dilakukan secara serentak,” terangnya.
Menurut Tommy, formasi penerimaan taruna baru tahun ini, paling besar ada di moda transportasi laut. Mereka bisa mengikuti program studi (prodi) nautika, teknika dan tata laksana.
“Program pendidikan pelaut ada di STIP Jakarta, Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, PIP Makassar, PIP Sorong. Ada juga Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Malahayati (Banda Aceh), BP2IP Barombongan, dan BP2IP Tangerang,” ujar Tommy.
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015