Penerbangan itu, membawa selimut, peralatan dapur dan tikar tidur, tiba dari Dubai, kata pernyataan UNHCR pada hari ketiga dari lima hari jeda kemanusiaan dalam pertempuran.
"Empat penerbangan lain akan mengikuti dalam dua hari mendatang, saat keamanan memungkinkan. Keenam penerbangan itu membawa 150 metrik ton perbekalan bantuan ke Sanaa, sementara lebih banyak bantuan dalam perjalanan melalui Djibouti lewat laut, bagian dari upaya bantuan lebih besar bagi 250.000 orang," katanya.
Iran pada Kamis menyatakan bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa agar kapal pembawa bantuan bisa berlabuh di Yaman, setelah sebelumnya Pentagon meminta Iran mengalihkan kapalnya menuju kantor badan dunia itu di Djibouti.
Pengiriman kapal Iran tersebut memantik perang kata dengan Washington dan pemerintah Yaman di pengasingan, yang mengatakan akan mengambil tindakan jika kapal tersebut memasuki perairan Yaman.
Pentagon mendesak kapal itu mengubah haluan dan membawa bantuan ke Jibuti, untuk mengusir kekhawatiran bahwa barang tersebut adalah peralatan ketentaraan.
Tentara Iran memperingatkan setiap upaya menghentikan kapal itu, dengan seorang komandan penting menyatakan satu tembakan bisa dimulai jika kapal itu dicegah mengantarkan barang tersbeut.
Wakil Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian seperti dikutip kantor berita IRNA menyatakan Teheran mengambil semua langkah seperlunya bagi kapal itu untuk menuju Yaman.
"Penggalangan seperlunya sudah dilakukan dengan pejabat terkait di Perserikatan Bangsa-Bangsa bagi kapal itu berlabuh dalam membawa bantuan kemanusiaan Iran untuk Yaman," katanya.
Pejabat Iran menyatakan kapal pembawa 2.500 ton bantuan kemanusiaan itu diarahkan ke pelabuhan Hodeida, yang dikuasai pemberontak, di pantai Laut Merah, Yaman.
Kapal itu meninggalkan kota pelabuhan Iran di selatan, Bandar Abbas, pada Senin malam.
"Pengiriman melalui udara untuk bantuan pangan dan kesehatan dari Palang Merah Iran lewat Oman dan Djibouti juga dilakukan," kata Amir-Abdollahian.
Badan kemanusiaan mengirimkan bantuan bagi warga di Yaman selama gencatan senjata lima hari, setelah hampir tujuh pekan serangan udara sekutu pimpinan Saudi terhadap pemberontak Huthi, demikian Reuters.
(Uu.B002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015