Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama 2006 mengalami penguatan 55,3 persen atau 642,883 poin berada di level tertinggi dalam sejarah pasar modal Indonesia di 1.805,523, sedangkan Indeks LQ45 menguat 136,362 poin atau 53,11 persen ke level 393,112. Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany, dalam konferensi pers akhir tahun, Kamis, mengatakan naiknya indeks selama 2006 ini lebih disebabkan oleh membaiknya fundamental makro ekonomi. "Kenaikan indeks ini lebih mencerminkan membaiknya makro ekonomi yang ditunjukkan oleh turunnya inflasi dan suku bunga Bank Indonesia (BI-rate), naiknya peringkat surat utang Indonesia telah memberi kepercayaan kepada investor," kata Fuad. Namun yang menjadi kekurangannya, lanjutnya, tingkat investasi (bergeraknya sektor riil) yang cenderung masih stagnan. Kenaikan indeks 2006 ini terlihat naik pesat di kuartal keempat, tambah Fuad, karena prediksi perekonomian 2007 juga membaik. Sementara Direktur Utama BEJ Erry Firmansyah dalam kesempatan yang sama mengatakan, nilai kapitalisasi telah mencapai angka Rp1.246 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 55,56 persen dari 2005 yang mencapai Rp801 triliun. Peningkatan kapitalisasi pasar juga diikuti dengan indikator-indikator perdagangan seperti rata-rata nilai transaksi harian yang naik 10,18 persen menjadi Rp1,84 triliun dibanding 2005 Rp1,67 triliun, frekuensi transaksi naik 20,14 persen menjadi 19.834 kali per hari dibanding 2005 16.510 kali per hari dan volume naik 8,69 persen menjadi 1,78 miliar saham per hari dari 1,65 miliar per hari pada 2005. Sementara Price Earning Ratio (PER), data per 27 Desember menunjukkan sebesar 14,64 kali, dibanding Malaysia sekitar 22,97 kali dan Singapura 16,27 kali. Menurut Erry, perbedaan PER yang cukup besar tersebut menunjukkan masih terbuka peluang bagi investor berinvestasi di BEJ.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006