Tangerang (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menambah satu jabatan baru dalam jajaran direksinya, yakni direktur pelayanan untuk memperkuat pelayanan sebagai inti bisnis maskapai nasional tersebut.
Direktur Utama Garuda Indonesia M Arif Wibowo usai menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Tangerang, Jumat, mengatakan jabatan baru tersebut diputuskan berdasarkan persetujuan para pemegang saham dan mulai bekerja Jumat (15/5).
Para pemegang saham sepakat mengangkat Nicodemus Panarung Lampe sebagai Direktur Pelayanan.
"Salah satu hasil RUPSLB ini, kita mengangkat direktur baru, yakni direktur pelayanan yang dijabat oleh Pak Nicodemus Panarung Lampe," katanya.
Arif menjelaskan pertimbangan dibentuknya direksi khusus untuk pelayanan, yakni untuk meningkatkan pelayanan sebagai inti utama bisnisnya.
"Bisnis kita memang di pelayanan, jadi pelayanan itu harus bagus dan kuat," katanya.
Selain itu, lanjut dia, sebagai maskapai yang mengantongi predikat maskapai bintang lima versi majalah asal Inggris, Skytrax, pelayanan tersebut harus dikedepankan.
Direktur Pelayanan ini melengkapi jajaran direksi yang sudah ada, di antaranya Direktur Utama Arif Wibowo, Direktur Komersial Handayani, Direktur Keuangan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, Direktur Operasi Novianto Herupratomo, Direktur Teknik dan Pengelolaan Armada Iwan Joeniarto, Direktur SDM dan Umum Heriyanto Agung Putra, dan Direktur Pelayanan Nicodemus Panarung Lampe.
Selain menambah satu direktur, RUPSLB Garuda juga menyetujui untuk menerbitkan sukuk global senilai 500 juta dolar AS atau setara Rp6,5 triliun yang salah satu tujuannya untuk pembayaran utang.
Arif mengatakan tujuannya untuk keperluan membiayai kegiatan usaha perseroan secara umum (general corporate purposes).
Nantinya, lanjut dia, hasil penerbitan sukuk tersebut akan digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan usaha perseroan secara umum, termasuk pembiayaan kembali atau "refinancing" utang perseroan yang ada saat ini.
Pasalnya, per 31 Desember 2014, Garuda memiliki utang jangka panjang sebesar 964,7 juta dolar AS.
"Dana hasil penerbitan sukuk akan digunakan untuk melakukan pembayaran sebagian utang jangka panjang perseroan dengan biaya yang lebih efisien," katanya.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015