"Pelaksanaan event besar yang rencananya dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dengan Dinas Pariwisata sebagai koordinator kegiatan, sebagian besar dilaksanakan di Perairan Karimata. Sementara beberapa hari terakhir sering terjadi gelombang tinggi dan cuaca ekstrem," katanya dihubungi di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan, telah menyarankan kepada Pemkab Kayong Utara agar sebelum melaksanakan festival tersebut, berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengenai bagaimana kondisi terkini cuaca, angin dan kemungkinan lainnya di wilayah Perairan Karimata.
Apalagi belum lama ini BMKG mengeluarkan peringatan mengenai adanya kemungkinan cuaca ekstrim di Perairan Karimata, tempat dilaksanakannya festival tersebut.
Kepala SAR Pontianak mengatakan, pihaknya sangat mendukung dengan dilaksanakan kegiatan tersebut, bahkan pihaknya akan memberikan dukungan penuh untuk kegiatan yang dilaksanakan dari 23 - 28 Mei dan telah ditentukan lokasi-lokasi yang akan disinggahi dalam acara itu.
Namun demikian, dengan banyakya peserta serta tingginya gelombang diharapkan Pemerintah Kabupaten Kayong Utara dapat mempertimbangkan faktor keselamatan para pengunjung festival.
"Keselamatan adalah kunci utama," kata dia lagi.
Menurut dia, sebelumnya juga sempat melakukan survei bersama Dinas Pariwisata setempat, dengan menggunakan kapal RIB di Ketapang dan memang ombak cukup besar dan itu cukup untuk menjadi pertimbangan.
Sementara dari informasi dari BMKG pada 11 Mei, dari Citra Satelit terlihat adanya badai tropis Dolphin 985 HPA di Samudera Pasifik di bagian timur Filipina.
Dari adanya badai tersebut, akan berdampak atas wilayah perairan Indonesia di utara Khatulistiwa umumnya bertiup dari arah utara sampai tenggara, dan di selatan khatulistiwa bertiup dari arah timur laut sampai sampai berat dengan kecepatan angin berkisar antara 3 sampai 24 knot.
Pewarta: Abdul C dan Nurul Hayat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015