Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam sambutannya pada acara Musyawarah Propinsi VI Tahun 2015 KADIN dengan tema "Membangun Profesionalisme dan Kemandirian Dalam Menghadapi Era Globalisasi" di Denpasar, Bali.
"Apabila dilihat pada tahun 2011 hingga triwulan I/2015 pertumbuhan industri non migas selalu di atas pertumbuhan ekonomi, hanya pada tahun 2013 pertumbuhan industri non migas sedikit di bawah pertumbuhan ekonomi," kata Menperin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menperin optimistis, pertumbuhan sektor industri pengolahan non-migas pada akhir 2015 sebesar 6,83 persen dan pada tahun 2019 mencapai 8,38 persen.
"Peningkatan pertumbuhan industri disertai dengan meningkatnya kontribusi sektor industri pengolahan non-migas terhadap PDB Nasional 2015 sebesar 21,22 persen dan pada 2019 dapat mencapai 24,15 persen," ujarnya.
Menperin mengatakan, cabang industri yang tumbuh tinggi pada triwulan I/2015 antara lain Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional sebesar 9,05 persen; Industri Logam Dasar sebesar 8,66 persen; Industri Makanan dan Minuman sebesar 8,16 persen; serta Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik sebesar 8,14 persen.
Sementara itu, ekspor produk industri hingga Januari 2015 sebesar 9,07 miliar dollar AS dan memberikan kontribusi sebesar 68,17 persen dari total ekspor nasional.
Sedangkan, impor produk industri pada Januari tahun 2015 sebesar 9,70 miliar dollar AS atau turun sebesar 8,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebesar 10,58 miliar dollar AS.
"Dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah dan para stakeholder industri, kita cukup optimis bahwa kinerja perdagangan produk industri akan semakin positif di masa-masa yang akan datang," kata Menperin.
"Apabila dilihat pada tahun 2011 hingga triwulan I/2015 pertumbuhan industri non migas selalu di atas pertumbuhan ekonomi, hanya pada tahun 2013 pertumbuhan industri non migas sedikit di bawah pertumbuhan ekonomi," kata Menperin melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Menperin optimistis, pertumbuhan sektor industri pengolahan non-migas pada akhir 2015 sebesar 6,83 persen dan pada tahun 2019 mencapai 8,38 persen.
"Peningkatan pertumbuhan industri disertai dengan meningkatnya kontribusi sektor industri pengolahan non-migas terhadap PDB Nasional 2015 sebesar 21,22 persen dan pada 2019 dapat mencapai 24,15 persen," ujarnya.
Menperin mengatakan, cabang industri yang tumbuh tinggi pada triwulan I/2015 antara lain Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional sebesar 9,05 persen; Industri Logam Dasar sebesar 8,66 persen; Industri Makanan dan Minuman sebesar 8,16 persen; serta Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan Listrik sebesar 8,14 persen.
Sementara itu, ekspor produk industri hingga Januari 2015 sebesar 9,07 miliar dollar AS dan memberikan kontribusi sebesar 68,17 persen dari total ekspor nasional.
Sedangkan, impor produk industri pada Januari tahun 2015 sebesar 9,70 miliar dollar AS atau turun sebesar 8,29 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebesar 10,58 miliar dollar AS.
"Dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah dan para stakeholder industri, kita cukup optimis bahwa kinerja perdagangan produk industri akan semakin positif di masa-masa yang akan datang," kata Menperin.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015