Jakarta (ANTARA News) - Pollycarpus Budihari Priyanto yang telah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang pada 25 Desember 2006 mengatakan, ia hanya ingin beristirahat setelah menghirup udara bebas.
Pollycarpus yang didampingi istrinya, Yosepha Hera Iswandari dan kuasa hukumnya, M Assegaf, pada konferensi pers, di Jakarta, Kamis, menuturkan keberadaan dirinya selama tiga hari setelah bebas dari LP Cipinang.
Setelah beredar berita bahwa Polly bebas pada Senin, 25 Desember 2006 karena mendapatkan remisi tiga bulan, pilot Garuda Indonesia itu seperti raib `ditelan bumi`.
"Saya keluar LP Cipinang pada 25 Desember 2006 sekitar pukul 09.30 WIB. Saya langsung menuju rumah saudara saya di daerah Kelapa Gading, sendirian, naik taksi," tuturnya.
Polly mengatakan, setelah bebas, ia hanya ingin beristirahat. Untuk itu, ia menuju rumah saudaranya di Kelapa Gading, Jakarta Utara, hanya sekedar untuk beristirahat.
"Saya hanya ingin istirahat, rileks, setelah keluar," ujarnya.
Polly mengaku pada sore harinya ia kembali lagi ke LP Cipinang karena ia adalah panitia perayaan Hari Natal di LP Cipinang.
Ia mengaku kembali ke LP Cipinang melalui pintu belakang gedung dan tidak bertemu dengan istrinya yang datang pada malam perayaan natal di LP Cipinang.
Pada Senin malam, 25 Desember 2006, Polly mengaku meninggalkan LP Cipinang dan kembali menuju rumah saudaranya di Kelapa Gading.
Pada Selasa pagi, 26 Desember 2006, ia berangkat ke Surabaya, Jawa Timur, untuk mengunjungi salah satu keluarganya.
Menurut Polly, kerabatnya di Jawa Timur pernah mengunjunginya di LP Cipinang saat ia masih ditahan. Sepekan setelah mengunjunginya, kerabatnya tersebut meninggal dunia, sehingga Polly berniat untuk berziarah ke makam kerabatnya tersebut setelah ia bebas.
Polly mengaku menumpang bis umum menuju Surabaya.
Ia juga menyempatkan diri berkunjung ke beberapa kerabatnya yang lain dan berziarah ke makam orang tuanya di Semarang dan Solo, Jawa Tengah, sebelum akhirnya kembali ke Jakarta lagi pada Kamis pagi, 28 Desember 2006.
"Saya baru dijemput lagi oleh istri saya tadi pagi di terminal bus Lebak Bulus, sebelum akhirnya ke sini untuk konferensi pers," ujarnya.
Setelah bebas, Polly maupun Hera mengaku baru bertemu lagi pada acara konferensi pers tersebut.
"Kalau ketemu istri saya hampir setiap hari, karena dia selalu datang menjenguk. Kalau keluarga saya kan tidak pernah bertemu lagi sejak dua tahun saya ditahan," jelas Polly.
Ia menambahkan, tidak menghubungi kuasa hukumnya setelah bebas karena saat itu benar-benar ingin menikmati kebebasannya.
"Saya minta maaf, karena saat itu saya benar-benar terkejut telah bebas. Saya hanya ingin menikmati kebebasan saya, pergi ke mana saja saya mau, terserah saya," ujarnya.
Pollycarpus mengatakan ia belum memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
"Saya hanya ingin beristirahat," ujarnya.
Ia mengatakan, mendengar kabar bahwa dirinya sudah dipecat dari Garuda sejak 1 November 2006.
Kuasa hukum Polly, M Assegaf, mengatakan, jika hal itu benar maka pihaknya akan mengambil langkah hukum.
"Kita sebagai kuasa hukum bersama dengan serikat pekerja Garuda sedang memikirkan lagkah-langkah untuk memperjuangkan Polly di Garuda dan juga mengimbau Garuda untuk menerima Polly kembali," kata Assegaf.
Namun, Hera mengatakan, pihak keluarga, terutama anak-anak mereka, lebih menginginkan agar Polly kembali menekuni pekerjaannya sebelum ia mejadi pilot Garuda, yaitu menjadi pilot pesawat carter yang melayani penerbangan ke daerah-daerah terpencil.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006