Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar sembilan poin menjadi Rp13.074 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.065/dolar AS.

"Dolar AS kembali bergerak menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah walaupun hanya tipis," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.

Menurut Reza, belum stabilnya data ekonomi Amerika Serikat menjadi salah satu penahan bagi dolar AS untuk bergerak menguat lebih tinggi, situasi itu memberikan spekulasi bahwa Bank Sentral AS atau the Fed belum akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat.

Reza mengatakan inflasi Amerika Serikat masih menunjukkan perlambatan. Inflasi yang masih di bawah target the Fed akan menjadi halangan untuk menaikkan suku bunga AS (Fed fund rate).

"Laju mata uang rupiah masih kami harapkan untuk dapat kembali menguat seiring masih bervariasinya data AS. Diharapkan sentimen dari dalam negeri muncul, salah satunya data neraca perdagangan Indonesia sehingga dapat menopang mata uang domestik ke area positif," katanya..

Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan bahwa menjelang bulan puasa, diharapkan pemerintah dapat menjaga harga kebutuhan pokok sehingga tidak mendorong inflasi yang tinggi.

"Meningkatnya inflasi akan membuat konsumsi melemah sehingga berpotensi menahan pertumbuhan ekonomi domestik, yang pada akhirnya dapat menekan rupiah lebih dalam," kata Rully.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015