New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia berakhir turun pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena kekhawatiran pasar telah meningkat terlalu banyak mengingat persediaan yang tinggi.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate untuk pengiriman Juni, turun 62 sen menjadi ditutup pada 59,88 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, lapor AFP.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni kehilangan 22 sen menjadi menetap di 66,59 dolar AS per barel di perdagangan London.
Data menunjukkan persediaan minyak mentah AS sedikit lebih rendah, di tengah pengurangan industri pengeboran yang telah membantu mendorong harga minyak naik sekitar 40 persen sejak komoditas itu merosot di bawah 45 dolar AS per barel pada pertengahan Maret.
Tetapi persediaan AS itu masih tinggi, dengan produksi minyak di atas 9,3 juta barel per hari, merupakan tingkat tertinggi sejak tahun 1970-an, kata para analis.
"Pasar pada dasarnya mulai melambat," kata Gene McGillian, broker dan analis di Tradition Energy.
"Jika kita tidak melihat kenaikan yang lebih baik dalam permintaan, atau tanda-tanda bahwa tingkat produksi sebenarnya mulai turun, pasar akan mundur kembali."
Tim Evans, analis di Citi Futures, mengutip data yang menunjukkan kenaikan 800.000 barel per hari dalam produksi dari negara-negara OPEC sebagai penghambat.
Kenaikan harga minyak sejak pertengahan Maret adalah "sebuah koreksi naik dalam harga bukan awal dari pasar yang bergairah berkelanjutan," kata Evans.
Kemunduran pada Kamis terjadi meski dolar menurun. Sebuah greenback yang lebih rendah biasanya mendorong harga minyak lebih tinggi karena membuat minyak dalam denominasi dolar lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
"Kinerja harga minyak baru-baru ini telah relatif lemah mengingat penurunan dalam dolar, dan dalam pandangan kami ini memperingatkan bahwa pasar melambat," kata Evans.
(Uu.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015