Yogyakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua MPR RI Amien Rais mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus membuktikan pernyataannya akan bersikap tegas dalam sisa masa pemerintahannya, guna menepis keraguan dari berbagai kalangan terutama para tokoh nasional. "Presiden harus membuktikannya, paling tidak sampai Oktober 2007, karena selepas itu konsentrasi presiden dan wakil presiden tentu lebih terfokus pada persiapan untuk maju lagi mencalonkan diri pada Pemilu 2009," katanya ketika menjadi pembicara pada `Refleksi akhir tahun` di Pusat Pengkajian Strategi dan Kebijakan (PPSK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis. Presiden Yudhoyono ketika menghadiri acara puncak peringatan HUT ke-69 Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA di Wisma ANTARA, Jakarta, Selasa (26/12) mengatakan memasuki tahun ketiga pemerintahannya, akan mengubah pola kepemimpinannya dari pendekatan persuasif menjadi lebih tegas, atau dengan kata lain akan lebih menggunakan bahasa "terang". Amien Rais yang mengaku dirinya termasuk yang meragukan niat presiden itu mempertanyakan mengapa baru sekarang setelah separuh masa pemerintahannya presiden berniat untuk bersikap tegas. "Saya berharap keraguan ini dan juga keraguan sejumlah tokoh nasional lainnya dapat disikapi presiden sebagai cambuk untuk lebih tegas lagi dalam pemerintahannya," katanya. Oleh karena itu, menurut Amien, sikap tegas presiden harus dibuktikan sampai Oktober 2007. "Kalau selepas Oktober nanti belum bersikap tegas seperti yang dijanjikan, maka niat untuk bersikap tegas mungkin tidak akan pernah terlaksana, karena presiden tentu konsentrasinya lebih terfokus pada persiapan pencalonan kembali sebagai presiden pada Pemilu mendatang," kata dia. Ia juga mengatakan seharusnya yang dilakukan Presiden Yudhoyono sekarang adalah mencermati kekurangan selama ini, seperti keberanian moril untuk lebih mandiri memutuskan sesuatu bagi kepentingan nasional terutama kepentingan bangsa sendiri, bukan kepentingan asing. Diingatkan pula agar presiden mencermati apa sesungguhnya masalah yang mendasar bangsa ini. Menurut dia, saat ini kekayaan sumberdaya alam Indonesia sebagian besar dikuasai perusahaan asing, dan dibawa ke luar negeri, tanpa ada pengawasan yang ketat dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. "Korporasi asing yang bergerak di sektor pertambangan, migas, perkebunan dan kehutanan, dengan seenaknya `menjarah` kekayaan alam Indonesia," katanya. Kata Amien, kondisi tersebut harus segera dibenahi. Jika dibiarkan terus, Indonesia akan miskin selamanya. "Apabila `penjarahan` itu dapat dihentikan, kemudian diatur dan dikelola sendiri, masih ada harapan bagi Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan," kata dia. `Refleksi akhir tahun` di PPSK UGM ini diikuti kalangan akademisi serta undangan lain.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006