Jakarta (ANTARA News) - Mereka yang menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi pada usia 40 tahunan berisiko terganggu fungsi kognitifnya di usia 80 tahun, menurut Wakil Ketua I Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH), Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S.
"Hipertensi yang tak terkontrol di usia 40 tahun akan mempengaruhi kecerdasan otak di usia 80 tahun. Fungsi kognitif terganggu, kita menjadi lupa," kata Yuda di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, menurut Yuda, kondisi ini bisa terjadi melalui berbagai mekanisme. Salah satunya, tekanan darah tinggi yang menyebabkan pendarahan di otak sehingga berujung kerusakan sel-sel otak.
"Misalnya tekanan darah tinggi menyebabkan pembuluh darah pecah sehingga terjadi pendarahan di otak. Saat pendarahan di otak, oksigenasi berkurang. Saat berkurang sel otak rusak," kata dia.
",...kemudian kalau tekanannya sangat bervariatif itu bisa berpengaruh pada sel otak, jantung dan ginjal," tambah dia.
Menurut dia, di antara berbagai penyebab tekanan darah naik dan turun secara variatif, stres adalah salah satunya. Yuda mengungkapkan, kondisi hipertensi yang telah lama terjadi juga bisa memunculkan endapan-endapan sehingga berakibat terganggunya aliran darah.
"Hipertensi yang cukup lama menyebabkan lapisan di dalam pembuluh darah lama-lama akan terkikis. Saat terkikis akan memudahkan mudah terbentuk endapan. Semakin menebal endapan muncul, aliran darah terhambat dan oksigenasi berkurang," ungkap Yuda.
Dia menambahkan, agar tak terjadi kerusakan fungsi kognitif di usia senja akibat hipertensi, sebaiknya mulai lakukan hidup sehat sejak dini.
"Supaya otak sehat di usia 80 tahun, dimulai sejak muda. Silahkan ubah pola hidup, lakukan olahraga, asupan nutrisi yang seimbang, hindari kebiasaan buruk dan stress," pungkas Yuda.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015