"RPTRA itu dibangun sebagai sarana aktivitas dan kreativitas warga. Selain itu, RPTRA juga bisa menjadi pusat komunitas warga," kata Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut dia, peran ruang publik ramah anak itu diproyeksikan sebagai pusat komunitas warga yang terpadu, sehingga seluruh permasalahan yang dihadapi masyarakat dapat dirembukkan di RPTRA.
"Intinya, semuanya mau kita buat terpadu. Namun, tentu saja seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus terlibat dalam berbagai kegiatan masyarakat," ujar Basuki.
Ia mengatakan dengan adanya komunitas warga yang dipusatkan di RPTRA, maka diharapkan pengawasan terhadap warga semakin mudah dilakukan.
"Kalau selama ini sulit sekali melakukan monitoring ke setiap rumah, maka dengan dibentuknya komunitas warga, kondisi warga di masing-masing rumah bisa diketahui dengan cepat," ujarnya.
Dengan demikian, sambung dia, Pemprov DKI dapat memenuhi segala kebutuhan warga, sehingga kesejahteraan masyarakat akan terwujud.
Saat ini, mantan anggota DPR RI itu mengungkapkan pemprov masih menginventarisir sebanyak 50 RPTRA yang akan dibangun di Jakarta untuk mengetahui kesiapan warga di lapangan.
"Selain itu, kita juga telah mencanangkan pembangunan sebanyak 150 RPTRA pada 2016. Sedangkan pada 2017 mendatang, diharapkan sekitar 100 RPTRA lagi akan dibangun," ungkap Basuki.
Sepanjang tahun ini, dari 56 RPTRA yang dibangun Pemprov DKI, enam diantaranya telah rampung dan diselesaikan, antara lain RPTRA Sungai Bambu (Jakarta Utara), RPTRA Gandaria Selatan (Jakarta Selatan), RPTRA Cideng (Jakarta Pusat), RPTRA Cililitan (Jakarta Timur), RPTRA Kembangan (Jakarta Barat) dan RPTRA Pulau Untung Jawa (Kepulauan Seribu).
Pewarta: Rr Cornea Khairany
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015