Magelang (ANTARA News) - Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault menantang peserta Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) 2015 untuk melawan korupsi sejak dini.
"Saya tantang hadirin jadi pemimpin, menteri atau apapun semua sesuai minatnya. Satu amanah untuk semua agar tidak korupsi," kata Adhyaksa di Magelang, Jawa Tengah, Selasa.
Tantangan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Kabinet Indonesia Bersatu itu disambut riuh peserta Pramuka madrasah tingkat aliyah petanda mereka bersedia menerima tantangan Ketua Kwarnas Pramuka itu.
Adhy percaya dengan kemauan peserta tingkat aliyah itu untuk melawan korupsi, menilik latar belakang para siswa yang kini mengenyam pendidikan Islami.
"Madrasah merupakan lembaga pendidikan paling tua di negeri ini. Telah banyak lulusannya merupakan orang-orang terpercaya, handal dan amanah. Bahkan banyak pemimpin terlahir dari model pendidikan ini," kata dia.
Lebih lanjut, Adhy mengatakan Gerakan Pramuka memiliki nilai lebih yang tidak didapatkan di bangku sekolah. Bahkan, Pramuka diyakininya dapat menjadi bagian dari revolusi mental pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Kalau mau bicara revolusi mental, maka mulailah dari Pramuka," katanya.
Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Gerakan Pramuka merupakan bagian penting dari proses pendidikan karena mengajarkan kepada siswa mengenai kecerdasan emosi dan spiritual.
Bagi Menag, Pramuka menjadi modal dasar generasi muda dalam menumbuhkan nilai luhur atau akhlaqul karimah dan ikhtiar membangun karakter siswa.
Kecerdasan emosi dan spiritual, kata dia, perlu terus dikembangkan bagi siswa. Karena fakta di lapangan menunjukkan orang dengan kecerdasan emosi dan spiritual justru sering lebih sukses dari mereka yang sekedar cerdas secara inteligensi.
"Inilah perlunya keseimbangan pendidikan yang saling melengkapi dan saling mengisi," kata dia.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015