Nuklir itu teknologinya sekarang sangat aman. Yang di Fukushima (Jepang) itu kenapa sampai rusak bukan karena gempanya, tapi karena gelombang tsunaminya yang delapan meter itu,"

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo menegaskan teknologi nuklir saat ini sangat aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

"Nuklir itu teknologinya sekarang sangat aman. Yang di Fukushima (Jepang) itu kenapa sampai rusak bukan karena gempanya, tapi karena gelombang tsunaminya yang delapan meter itu," kata Indroyono dalam bincang bersama wartawan di Kantor Kemenko Maritim di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir sudah disusun sejak 10 tahun lalu dalam UU Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN).

Dalam RPJMN 2005-2030 itu, pemerintah telah menyusun rencana pembangunan diversifikasi energi baru terbarukan termasuk nuklir.

Dengan dukungan dalam perencanaan pembangunan nasional, Indroyono mengisyaratkan dukungannya untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.

"Apalagi Malaysia juga kabarnya akan membangun nuklir juga di wilayahnya di Kalimantan," katanya.

Indroyono mengatakan Indonesia sendiri tidak mau ketinggalan untuk bisa mengembangkan potensi energi nuklir di Tanah Air.

Menurut dia, saat ini uji tapak tengah dilakukan di Bangka dan Jepara (Jawa Tengah) serta Kalimantan Timur.

"Khusus Kalimantan Timur ini, Pak Awang Faroek (Gubernur Kaltim) yang menawarkan diri karena katanya tidak ada gempa di sana. Jadi sebenarnya tinggal mengatur teknologinya," katanya.

Indroyono menuturkan, para ahli Indonesia telah sejak lama mempelajari soal teknologi nuklir. Bahkan, sejumlah reaktor nuklir telah dibangun sejak tahun 1960-an di Bandung (Jawa Barat), DI Yogyakarta serta Serpong (Banten).

"Coba sekarang lihat, yang di Bandung dekat ITB (Institut Teknologi Bandung) dan di Puspitek Serpong itu kelihatan berbahaya tidak? Malah harga rumah dekat situ mahal sekali. Jadi memang aman," ujarnya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015