Batam (ANTARA News) - Data sistem komputerisasi haji (Siskohaj) tidak akurat akibat tidak samanya sistem pengkodean siskohaj dengan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) di daerah. Hal tersebut dikatakan Sekretaris PPIH Erizal di Batam, Rabu (27/12). "Siskohaj masih menggunakan pengkodean yang lama," katanya. Menurut Erizal, akibat tidak samanya kode yang dipergunakan dua lembaga itu, banyak informasi yang diberikan siskohaj diterjemahkan berbeda oleh PPIH. Data yang dikeluarkan pun salah. Kesalahan yang selalu terjadi adalah pengkodean jenis penyakit dan jenis kelamin jamaah haji yang meninggal di Arab Saudi. "Misalnya si A di katakan meninggal akibat penyakit kandungan. Padahal dia lelaki. Kan itu tidak mungkin," katanya. Data Siskohaj juga menyebutkan jenis kelamin seorang jemaah adalah lelaki, padahal dari foto yang ditampilkan, jemaah menggunakan jilbab. "Yang benar fotonya, bukan jenis kelamin yang tertulis," katanya. Akibat kesalahan itu, keluarga jemaah yang meninggal dunia tidak mengetahui sebab kematian keluarganya. PPIH dan dinas kesehatan pun tidak dapat mengevaluasi penyebab kematian. 12 Meninggal Sementara itu, sampai Rabu (27/12) siang, PPIH Embarkasi Hang Nadim Batam mencata 12 orang jemaah meninggal asa embarkasih tersebut. Mereka adalah Arniati Duatib asal Kampar, Riau, M Rais Wamin Kota Baru, Jambi, A. Malik Sulung asal Pakanbaru, Riau, Jamalia Usman asal Kampar, Riau, Abubakar Khalik asal Pakanbaru Kota, Riau dan Sulastri asal Rokan Hulu, Riau. Tiboro Tedeng asal Kampar, Riau, Raja Rosmah, Kuantan Singingi, Riau, Taharuddin Sasi, Dumai, Riau, Tarman Suragimah, Indragiri Hulu, Riau, Nazaruddin Nain, Kampar, Riau dan Asnah Asfiah, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.(*)
Copyright © ANTARA 2006