Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Pengendalian Krisis Departemen Kesehatan (P2K Depkes), Rustam S. Pakaya, menegaskan bahwa pasca-banjir bandang di kawasan Desa Babu Pulo Tiga, Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), semua daerah terisolir berhasil ditembus.
"Sudah tidak ada daerah terisolir, semuanya sudah bisa ditembus," kata Rustam S. Pakaya yang dihubungi ANTARA News di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya telah berhasil menembus wilayah Gayo Luwes yang semula merupakan daerah paling terisolir.
Di kawasan itu setidak-tidaknya ada 4.000 orang tinggal di ketinggian bukit yang jaraknya mencapai 36 kilometer dari pusat kota.
Rustam mengatakan, Depkes pada Selasa siang (26/12) telah menurunkan helikopter yang memuat empat tenaga medis beserta obat-obatan di tempat itu.
"Pagi tadi kami juga sempat berbicara langsung dengan Bupati Gayo Luwes, dan dikirim hari ini sandang dan pangan dengan menggunakan helikopter ke sana," katanya.
Rustam mengatakan bahwa korban banjir bandang di kawasan Desa Babu Pulo Tiga, Kabupaten Aceh Tamiang, hingga Rabu (27/12) berjumlah 46 jiwa dan 162 orang lainnya dilaporkan hilang.
"Jadi, tidak benar, kalau sebelumnya diberitakan ada 500 korban meninggal," katanya.
Ia mengatakan, sejak dua hari lalu turun langsung ke pusat bencana di Langkat dan Aceh Tamiang didampingi sejumlah tim medis dari Medan dan Aceh.
Setelah diterpa banjir bandang sejak Kamis (21/12), katanya, kondisi Aceh Tamiang dan Langkat sudah membaik meski di sejumlah tempat air masih menggenang dengan kedalaman 0,5 hingga satu meter.
Rustam mengatakan, Depkes telah membangun 20 posko kesehatan di beberapa titik untuk melayani para korban banjir.
"Dari 10 puskesmas yang ada, sembilan di antaranya lumpuh termasuk gudang obatnya karena bencana ini," katanya.
Pihaknya juga mengerahkan enam tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga medis lain dari Medan dan Aceh.
Sebelumnya, Depkes telah menurunkan sebanyak satu truk obat-obatan untuk para korban banjir.
"Pagi ini, kami juga telah mengirim 200 kantong mayat," katanya.
Ia mengatakan, hingga sebelum kepergiannya meninggalkan Aceh Tamiang pada Selasa (26/12), masih ada empat daerah yang digenangi air setinggi setengah sampai satu meter.
Daerah-daerah yang masih digenangi air antara lain di perbatasan Tanjamil (perbatasan Aceh Tamiang dan Langkat), Kuala Gantung, hingga Kuala Simpang.
Meski begitu telah tampak truk-truk besar melalui jalan-jalan tersebut sehingga menimbulkan antrean kendaran enam hingga delapan kilometer.
"Saya perkirakan pagi ini sudah surut," demikian Rustam. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006