"Pencarian dilakukan terus termasuk meminta bantuan orang pintar, ada tiga titik yang ditandai untuk fokus pencarian," kata salah satu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Iwan S, di lokasi longsor Pangalengan, Senin.
Tiga lokasi tersebut cukup berjauhan dari satu titik ke titik lainnya.
Penggalian dilakukan dengan mengerahkan alat berat berupa beko (excavator digger) dan juga secara manual yang dilakukan para relawan, personel Polri dan TNI, serta warga setempat.
"Kemungkinan korban tertimbun material longsor cukup dalam sehingga tidak terendus oleh anjing pelacak, kami terus upayakan pencarian secara maksimal," kata Iwan.
Tiga orang yang belum berhasil ditemukan itu adalah dua warga Cibitung dan satu orang penyabit rumput yang saat kejadian tengah menyabit rumput di dekat embung di lokasi itu.
"Salah satu korban yang belum ditemukan adalah penyabit rumput," katanya lagi.
Pencarian korban longsor terus dilakukan pada pekan kedua tanggap darurat bencana alam di kawasan pembangkit listrik tenaga panas bumi Star Energy itu.
Sementara, pipa-pipa yang biasa menyalurkan panas bumi hingga saat ini belum dilakukan perbaikan karena masih fokus pada tanggap darurat korban.
Sedangkan bantuan bagi korban bencana longsor terus mengalir melalui Posko Satgas Bencana Pangalengan di Balai Desa Kertamanah.
Bantuan berdatangan tak hanya dari Bandung, tapi juga dari sejumlah daerah lainnya, seperti Sumedang, Garut, Bogor, dan Jakarta baik dari perorangan, komunitas, organisasi maupun institusi.
Sebanyak 14 kepala keluarga sebanyak 36 orang ditampung di Balai Desa Kertamanah.
Sejumlah relawan trauma centre juga melakukan rehabilitasi psikologis bagi para pengungsi, termasuk bagi anak-anak.
"Alhamdulillah kondisi pengungsi cukup baik, beberapa mengalami gangguan kesehatan seperti flu, tapi sudah ditangani di posko kesehatan," kata salah seorang petugas BPBD di Balai Desa Kertamanah.
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015