Memperkuat sistem ketahanan nasional dan ideologi bangsa melalui pendekatan yang lebih sistematis, salah satunya bisa dilakukan dengan cara proses Imunisasi Ideologi,"
Bogor (ANTARA News) - "Imunisasi" Ideologi menjadi salah satu upaya untuk menguatkan pondasi bangsa dalam mencegah radikalisme, mengingat cara represif dan militeristik tidaklah efektif, kata Ketua Fraksi PKS MPR RI, Tb Soenmandjaja.
"Memperkuat sistem ketahanan nasional dan ideologi bangsa melalui pendekatan yang lebih sistematis, salah satunya bisa dilakukan dengan cara proses Imunisasi Ideologi," kata Soenmandjaja, saat membuka Seminar Nasional "Upaya Penanggulangan Radikalisme Melalui Imunisasi Ideologi" oleh MPR RI Fraksi PKS, di Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.
Soenmandjaja menjelaskan, ibarat anak bayi yang diberi imunisasi, akan tumbuh kebal dari virus penyakit ketika tumbuh besar.
Seperti itu pula imunisasi ideologi yang diharapkan dapat menjadi imunitas bangsa Indonesia terhadap virus radikalisme.
"Radikalisme dan ekstrimisme bukan fenomena baru, faham ini dapat mengancam keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara," katanya.
Semua pihak baik penguasa maupun masyarakat merupakan sasaran empuk dari pahan radikalisme. Dan, pada dasarnya tidak hanya menjangkiti para penganut agama-agama.
"Fenomena radikalisme merupakan gejala yang terjadi di hampir semua agama, baik dapat menimbulkan kekerasan agaman ataupun tidak," katanya.
Ia mengatakan pula bahwa pemaknaan radikalisme harus berimbang, terkadang radikal diperlukan dalam memperjuangkan hak-hak sebuah kelompok yang hidupnya tersudutkan, seperti kasus rasisme di Afrika, dimana antara kulit putih dan kulit hitam mendapat perlakukan yang berbeda, tidak hanya pendidikan, dalam agama juga, tempat ibadah kulit putih berbeda dengan tempat ibadah kulit hitam.
Sama juga yang terjadi di Austaralia antara penduduk asli benua tersebut Aborigin yang termajinalkan hingga sulit mendapatkan pendidikan, maupun akses kesehatan, hingga dibiarkan mati begitu saja.
"Radikal itu wajar apabila dilakukan oleh bangsa Indonesia pada saat melawan penjajahan Belanda. Tetapi jika ada "isme" ini yang menjadi persoalan," katanya lagi.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015