"Dalam manager meeting terakhir yang digelar di Jakarta pada hari Rabu (6/5), ada empat keputusan yang dihasilkan," kata Manajer Persibas Didi Rudianto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu malam.
Ia mengatakan bahwa empat keputusan itu di antaranya Divisi Utama Tahun 2015 ditiadakan dan akan diadakan turnamen yang diikuti oleh klub-klub Divisi Utama untuk memperebutkan Piala Divisi Utama.
Akan tetapi, kata dia, usulan terkait turnamen itu ditolak oleh sebagian besar klub Divisi Utama karena dengan biaya begitu besar hanya memperebutkan satu piala tanpa adanya jenjang, karier, dan kejelasan status.
Selain itu, lanjut dia, dalam pertemuan juga diputuskan bahwa klub-klub Divisi Utama di Jawa Tengah akan menggelar semacam turnamen namun Persibas menolak usulan tersebut.
"Kami menolak karena ketika nanti ada turnamen Divisi Utama di level Jawa Tengah, membutuhkan biaya yang sangat besar, mengumpulkan pemain, melakukan pemusatan latihan, dan sebagainya," kata dia menegaskan.
Ia mengatakan bahwa keputusan keempat, yakni turnamen Divisi Utama akan digelar setelah Lebaran 2015 jika PSSI tidak dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Akan tetapi, kata dia, pihaknya menolak dengan keras keputusan tersebut.
"Ketika putaran kompetisi itu dimulai setelah lebaran, pertanyaan kami adalah selama menunggu sampai lebaran, siapa yang akan menanggung biaya karena secara umum, PSSI dan PT Liga Indonesia telah tiga kali menganulir keputusan bersama," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, keputusan bersama tersebut terkait dengan masalah "kick off" Divisi Utama, yakni akan dilakukan pada tanggal 24 Februari namun diundur menjadi tanggal 26 Maret dan mundur lagi jadi tanggal 26 April 2015.
Lebih lanjut, Didi mengatakan bahwa pihaknya memiliki tanggung jawab terhadap pemain dan pelatih terkait gaji bulan Mei 2015.
"Harapan kami jika kick off jadi dilaksanakan pada tanggal 26 April, kemudian Persibas main pada tanggal 30 April dan tanggal 6 Mei main home, kita bisa jual tiket terusan," katanya.
Padahal, kata dia, penjualan tiket terusan tersebut sudah mendapat dukungan dari Bupati Banyumas berupa surat edaran yang berisi ajakan kepada masyarakat, pengusaha, dan sebagainya untuk berpartisipasi terhadap Persibas.
Oleh karena "kick off" tersebut dibatalkan, lanjut dia, pihaknya menghentikan penjualan tiket terusan.
"Akibatnya, kami tidak punya uang untuk gaji pemain, gaji pelatih, dan membayar katering. Terkait hal itu, kami memutuskan menggunakan faktor force majeure untuk memutus kontrak pemain dengan risiko, kami tidak akan mampu membayar gaji terakhir pemain untuk bulan Mei," katanya.
Menurut dia, keputusan untuk memutus kontrak pemain atau membubarkan tim itu karena secara umum keuangan Persibas sudah minus sekitar Rp700 juta.
"Siapa yang akan menanggung? PSSI tidak mau menanggung, PT Liga Indonesia tidak mau menanggung. Kami sekarang dalam posisi pailit," katanya.
Ia mengatakan jika "kick off" dapat dilaksanakan pada tanggal 26 April, pihaknya bisa menjual tiket terusan sebanyak 2.000 lembar sehingga diprediksi bisa mendapatkan dana sekitar Rp900 juta.
Selain itu, kata dia, sejumlah sponsor yang semula siap mendanai Persibas akhirnya mundur dengan sendirinya setelah mengetahui penghentian kompetisi.
"Sementara utang-utang kami di luar sudah cukup banyak," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015