Tapi informasi yang kami terima bongkar muat kembali aktif, ini berarti tidak ada kesadaran tentang kondisi kritis pulau itu
Bengkulu (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu mendesak pemerintah menghentikan segala bentuk eksploitasi di Pulau Tikus sebab daratan pulau seluas 0,65 hektare itu terancam hilang.
"Penyusutan Pulau Tikus dari 2 hektare menjadi 0,65 hektare seharusnye menjadi peringatan betapa kritis kondisi pulau itu," kata Manajer Advokasi Walhi Bengkulu Sony Taurus di Bengkulu, Sabtu.
Ia mengatakan eksploitasi di sekitar Pulau Tikus termasuk kegiatan bongkar muat atau transhipment batu bara dari kapal tongkang ke kapal besar di sekitar perairan pulau itu.
Kegiatan itu sudah ditentang oleh sejumlah aktivis lingkungan demi penyelamatan pulau tersebut. Penghentian aktivitas bongkar muat batu bara sudah dilakukan pemerintah daerah.
"Tapi informasi yang kami terima bongkar muat kembali aktif, ini berarti tidak ada kesadaran tentang kondisi kritis pulau itu," tambahnya.
Kegiatan Hari Bumi pada April 2015 yang dipusatkan di Pulau Tikus menurut Sony sebagai bentuk kampanye para aktivis lingkungan untuk menyerukan penyelamatan pulau berjarak 10 kilometer dari daratan Kota Bengkulu itu.
Pulau Tikus yang ditopang terumbu karang seluas 200 hektare merupakan ekosistem strategis untuk kehidupan bawah laut dan daratan.
"Termasuk upaya mitigasi bencana karena Bengkulu termasuk daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami, terumbu karang ini berperan penting," kata dia.
Pemberian izin bongkar muat batu bara dari Pemprov Bengkulu ke pengusaha juga mendapat sorotan dari Anggota DPRD Provinsi Bengkulu.
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, Edi Sunandar mengaku sangat kecewa dengan adanya kegiatan bongkar muat tersebut dan akan menelusuri pemberian izin aktivitas pengapalan batu bara di perairan dekat Pulau Tikus.
Petugas Suar Pulau Tikus Kusnadi mengatakan bahwa abrasi atau pengikisan daratan pulau itu mencapai satu meter per tahun. Alhasil, abrasi tersebut mengancam kelestarian pulau tak berpenghuni itu.
"Abrasi semakin parah, terutama bagian Timur pulau, mencapai satu meter per tahun," katanya.
Pulau Tikus merupakan pulau terdekat dari Kota Bengkulu sejauh 10 kilometer yang dapat ditempuh selama 60 menit menggunakan perahu nelayan.
Selain sebagai lokasi menara suar sebagai panduan bagi kapal-kapal besar yang berlayar di Samudera Hindia, Pulau Tikus juga menjadi tempat berlindung para nelayan saat cuaca buruk.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015