Jakarta (ANTARA News) - "Ada empat jurus menghadapi tuntutan masyarakat akibat luapan lumpur panas di Sidoarjo, Jatim yakni ikhlas, bersih, bijak dan santun," kata Ketua Timnas Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (LUSI), Basuki Hadimuljono. Luapan lumpur panas Sidoarjo yang terjadi sejak tujuh bulan lalu itu hingga kini antara lain sudah menenggelamkan empat desa, seperti Desa Kedung Bendo, Perumahan Tanggulangin Sejahtera (TAS I), dan Desa Reno Kenongo. "Saya betul-betul sedih melihat sebagian warga yang jadi korban dalam bencana alam itu," kata lelaki kelahiran Solo pada 5 Oktober 1954 itu di Surabaya, kemarin. Mereka ada yang menuntut ganti rugi atas tanah, rumah, dan harta-bendanya, baik kepada Lapindo maupun pemerintah setempat, melalui berbagai cara. "Untuk menghadapi itulah kita perlu sabar dan santun, karena masyarakat sering demo atau menutup akses jalan," katanya. Mengenai penunjukan dirinya menjadi Ketua Timnas oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Kepres No 13 Tahun 2006, Basuki mengaku kaget. "Saya sedikit kaget, tiba-tiba dipanggil Menteri Pekerjaan Umum, untuk melaksanakan tugas sebagai ketua Timnas," katanya, seraya menambahkan, sebagai ketua tentu di lapangan dia harus melakukan koordinasi dengan banyak jenderal. Dalam melaksanakan Kepres tersebut, kata Basuki, ada sesuatu yang ganjil. Keppres adalah kewenangan dari Presiden, tetapi masalah pembiayaanya berada di pihak swasta. Semua beban biaya untuk penangggulangan masalah semburan lumpur Sidoarjo ini dibebankan kepada Lapindo Brantas Inc. Pertanyaannya adalah, sampai dengan jumlah berapa, dan sampai kapan Lapindo kuat menanggulangi biaya ini. Pasalnya, kata Basuki, ini sudah dapat disebut sebagai bencana alam. Yang dapat menyelesaikan atau menutup semburan lumpur yang eskalasinya meluas, hanyalah Tuhan. "Itu sebabnya, sebagian dari orang yang bekerja di sini, isi kantongnya bukan uang, tetapi tasbih, sebagai alat bantu untuk meminta kepada Allah SWT, agar bencana ini dapat segera berakhir," kata Basuki, yang mengaku untuk urusan yang satu ini, dia sudah tiga bulan terpisah dari segenap anggota keluarganya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006