London (ANTARA News) - Partai Konservatif pimpinan Perdana Menteri David Cameron, Jumat waktu setempat lalu, merayakan kemenangan mengesankan dalam Pemilu Inggris yang memangkas karir politik tiga rival utamanya dan membuat masa depan negara itu di Uni Eropa dalam tanda tanya.
Cameron dan Konservatif memenangkan 331 dari total 650 kursi parlemen yang sekaligus meresmikan kepemimpinan masa berikutnya pemerintahan tengah-kanan Konservatif.
Kemenangan dalam Pemilu yang digelar Kamis waktu setempat itu fokus kepada masalah Inggris.
Di bagian utara negeri ini, Partai Nasional Skotlandia (SNP) yang prokemerdekaan menang secara meyakinkan, hanya tujuh bulan sejak kalah dalam referendum lepas dari Inggris Raya (United Kingdom).
Hasil mengejutkan lainnya, para pemimpin Partai Buruh, Partai Demokrat Liberal dan Partai Kemerdekaan UK yang anti Uni Eropa mengundurkan diri setelah kegagalan partainya dalam Pemilu ini.
Menyusul keterpilihannya lagi di Witney, dekat Oxford, Cameron mengunjungi Istana Buckingham di London di mana dia direkonfirmasi sebagai perdana menteri oleh Ratu Elizabeth II yang menjadi kepala negara Inggris Raya.
Mengakhiri lima tahun pemerintahan koalisi dengan Demokrat Liberal yang berhaluan tengah, Cameron mengumumkan di luar Downing Street 10: "Saya kini akan membentuk pemerintah mayoritas Konservatif."
Beberapa jam kemudian dia mengisyaratkan dipertahankannya menteri keuangan, menteri luar negeri, menteri pertahanan dan menteri dalam negeri lama, masing-masing George Osborne, Philip Hammond, Michael Fallon dan Theresa May.
Cameron juga mengumumkan George Osborne yang bergelar Chancellor of the Exchequer dan dianggap sebagai pemimpin masa depan partai Konservatif, sebagai "sekretaris negara pertama", sebuah jabatan yang membuatnya menjadi orang nomor dua dalam pemerintahan.
Kemenangan ini memperkuat program efisiensi ekonomi Konservatif yang sepertinya akan meneruskan program pemangkasan belanja pemerintah guna menekan defisit anggaran sampai 90 miliar poundsterling.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Kanselir Jerman Angela Merkel telah menelepon Cameron untuk menyelamatinya yang mereka sebut sebagai kemenangan yang mengesankan.
Namun Pemilu kali ini memperlebar perbedaan politik sehingga Cameron berusaha rendah hati pada pidato politik menyambut kemenangannya dengan berjanji menyatukan negerinya, demikian AFP.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015