Islamabad (ANTARA News) - Pakistan menyebut "bohong" pernyataan Taliban mengenai penembakan helikopter militer yang menewaskan duta besar Norwegia dan Filipina termasuk istri duta besar Indonesia, di bagian utara negeri itu.
Sekretaris Luar Negeri Azizaz Ahmad mengesampingkan kemungkinan aksi teror dalam tragedi itu dan mengatakan kecelakaan tersebut terjadi akibat gangguan mesin pada helikopter.
Satu helikopter militer yang membawa diplomat yang berpusat di Islamabad, jatuh di dekat Gilgit, saat melakukan pendaratan akibat gangguan mesin, kata Ahmad.
"Angkatan Darat Pakistan telah mengatur pengamanan kelas atas bagi para tamu dan pernyataan TTP mengenai penembakan helikopter itu adalah dusta," kata diplomat senior itu, yang diapit perwira Angkatan Darat dan Angkatan Udara yang juga memberi rincian peristiwa tersebut.
Ahmad menjelaskan berdasarkan instruksi perdana menteri, Angkatan Darat Pakistan telah mengerahkan 1.000 prajurit bagi tujuan keamanan dan semua puncak gunung di sekitar wilayah yang dipenuhi personel tersebut.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Pakistan itu mengatakan dua helikopter mendarat selamat di Daerah Naltar dan helikopter ketiga mengalami kecelakaan akibat gangguan teknis di dekat lokasi pendaratan.
Ia mengatakan perdana menteri telah memberi izin bagi perjalanan s30 diplomat atas permintaan Ketua Korps Diplomatik, demikian laporan Xinhua, Sabtu pagi.
Ia mengatakan Angkatan Udara Pakistan telah mengembangkan tempat pelancongan bermain ski di Naltar dan kereta gangtung di sana yang akan diresmikan oleh perdana menteri.
"Gagasan untuk merancang kegiatan itu ialah untuk memberi sumbangan bagi pembangunan daerah indah tersebut," kata dia.
Ia menambahkan perjalanan serupa bagi diplomat yang diselenggarakan pada masa lalu berjalan baik termasuk ke Skardu, Daerah Shigar di Pakistan Utara, Wilayah Suku Waziristan Utara dan Sekolah Umum Angkatan Darat yang diserang Taliban di Peshawar.
Ia mengatakan Kepala Staf Angkatan Darat telah membentuk dewan penyelidikan yang dipimpin seorang brigadir jenderal. Beberapa anggota tim penyelidikan telah sampai ke lokasi kecelakaan dan yang lain sedang dalam perjalanan.
Dewan Penyelidikan itu telah memulai pekerjaan mereka sehingga segera akan jelas apa yang telah terjadi. Pejabat tersebut mengatakan kotak hitam helikopter yang naas itu telah ditemukan.
Helikopter itu dioperasikan pada 2002 dan dirawat secara rutin. Servis terakhir dilakukan cuma 11 jam sebelum kecelakaan.
Ahmad mengatakan prioritas pemerintah ialah mengangkut mayat korban, korban cedera dan utusan asing lain kembali ke Islamabad.
(C003)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015